❝ this is a story of ᴡᴀᴛᴀɴᴀʙᴇ ʜᴀʀᴜᴛᴏ, a cold MAFIA with his extraordinary wife, ᴊᴜɴɢ ʜᴀᴇʀᴀ.❞
彡 bahasa : : semi-baku, campur-campur^^
「di sesuaikan dengan karakter cerita」
∅ warn : : cerita ini mengandung harsh words,
tidak untuk ditiru dan bijakla...
Seperti yang tak terkatakan oleh hujan, aku mencintaimu jatuh begitu saja.
🦋🦋🦋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⇢ . . 🦋 •• ✦ •• 🦋. . ⇢
Haera menutup buku pelajarannya, gadis itu membuang nafas, kepalanya seakan mau pecah saat melihat banyaknya angka di buku itu.
"ayo jung haera mikir." ucap haera sambil mengetukkan pulpen berbentuk beruang berwarna pink itu di kepalanya.
haera beralih menatap jam dinding di kamar haruto yang menunjukan pukul delapan malam.
"haru belum pulang." monolog haera lalu kembali membuka buku pelajarannya.
"kenapa di dunia ini harus ada yang namanya matematika sih, ck. menyebalkan!"
"apanya yang menyebalkan?" tanya seorang pria bersuara berat sambil kembali menutup pintunya.
"haru, kamu udah pulang." tanya haera yang di jawab anggukan oleh pria jangkung itu.
"dari kantor atau dari markas?" tanya haera penasaran.
Haruto tersenyum tipis "markas."
"haru nanti kapan-kapan aku boleh ya main ke markas kamu, pasti seru kan?"
Haruto terkejut mendengar perkataan haera, bagaimana bisa gadis itu mempunyai pikiran ingin mengunjungi markasnya?
"gausah ya darling."
"yah padahal aku pengen banget kesana." ucap haera sambil menggembungkan pipinya.
"oh iya! haru aku baru inget, kamu ya yang nyuruh Bu choi pindahin semua barang-barang aku? kenapa emangnya?"
haruto mengangguk "kamu kan istri aku, masa kamu harus tidur di kamar lain."
"tapi kemaren-kemaren aku tidur di kamar lain." jawab haera membuat haruto menghela nafas.
"itu kan dulu darling, sekarang beda."
haera menganggukkan kepalanya mengerti mendengar jawaban dari haruto.
Haruto tersenyum tipis, ia berjalan menghampiri haera sambil membuka dasi yang melingkar di lehernya.
"kamu kenapa darling?" tanya haruto, lalu tangannya terangkat untuk mengelus surai lembut haera.
"aku lagi belajar matematika haru, susah banget."
"kenapa sih di dunia ini harus ada matematika, kalo yang nyiptain matematika itu punya masalah sini cerita sama aku, jangan kayak gini." ucap haera menggerutu.
