BERPALING ?

89 10 0
                                    

"Nyatanya semudah itu dia berpaling"

•••

Pagi ini gadis itu sudah berada di dalam kelasnya, hatinya sedikit gelisah karna seseorang yang biasa memberi kabar tanpa di pinta itu tiba-tiba mengabaikan nya. Yang biasa memberi pesan mengucapkan selamat pagi, malam, bertanya sudah makan, dan menyuruhnya tidur, entah kenapa tidak melakukan itu lagi, dan gadis itu merasa gelisah.

" Pagi-pagi kok bengong aja, dri ?" sapa Kurnia yang lewat depan kelasnya sambil membawa sapu. Indri membalasnya hanya dengan senyum tipis, " aidan belum sampe ?" tanya kurnia.

" Belum, kalian gak berangkat bareng ?" Tanya Indri balik.

" Tadi gua samper, dia udah berangkat katanya" saut kurnia.

" Tapi dia belum sampai kelas, kur" Ucap Indri khawatir.

" Mungkin pergi kemana dulu, kali" tebak kurnia.

" Nah itu dia, panjang umur " tunjuk Kurnia pada Aidan yang baru saja datang. cowo itu tidak sendiri, ada debby di samping nya. Aidan bahkan datang sambil merangkul pundak debby dengan mesra.

Wah, ada apa gerangan yang terjadi ?. Tanya Kurnia dalam hati, dia bisa merasakan hati Indri sedang tidak baik-baik saja saat ini.

" Makasih ya, aidan. Besok kamu jemput aku lagi, kan ?" Tanya debby manja.

" Iyaa dong sayang, besok aku jemput lagi ya" saut Aidan sambil menowel hidung Debby gemas.

Melihat Indri yang berada di depan nya dengan wajah sendu, Aidan malah sengaja mengeratkan rangkulan nya pada debby, membuat wajah keduanya menjadi begitu dekat. Indri terdiam, kenapa dia merasa sesak di dada ? kenapa juga dia merasa seperti ini ? dia tidak terikat hubungan apapun dengan aidan, hanya sebatas teman, tapi entah kenapa Indri merasa tidak rela.

" Dan, gue mau ngomong" ucap Indri membuat Aidan melirik sinis padanya.

" ngomong Apahan ?" Tanya nya dingin. Cowo itu memasang tampang yang sangat dingin membuat Indri rada takut bicara padanya.

" Soal yang kemarin, gue bisa jelasin"Kata Indri.

Aidan tertawa, " jelasin ? ngapain pake di jelasin ? gak perlu, kita kan gak punya hubungan apa-apa."katanya sarkas.

Indri tercekat dengan ucapan itu, Aidan benar, mereka tidak punya hubungan apapun, Indri tidak harus menjelaskan apa-apa.

Wajah Aidan menjadi serius, menatap Indri tajam, selama tiga tahun mengenal Aidan, tidak pernah Indri melihat Aidan menatap nya seperti ini, bahkan nada bicaranya saja berubah, menjadi sangat dingin.

" Selama ini lo gak pernah anggep gue penting, kan ? Jadi gak usah repot-repot ngejelasin" ucap Aidan lalu kembali merangkul Debby dan masuk kelas.

Debby yang berjalan di samping aidan menubruk pundak Indri hingga gadis itu terhuyung ke samping." Woy ! Jalan yang bener !" tegur Kurnia sambil memegang pundak Indri yang terhuyung karna di tabrak oleh debby. Debby hanya melirik sinis pada Kurnia dan Indri.

" Kenapa, dri ?" Tanya kurnia pada Indri.

" Salah paham" saut Indri lesu.

" Jelasin pelan-pelan, nanti juga dia paham" saut kurnia berusaha memberi saran.

" Lo gak denger tadi dia ngomong apa ? dia gak perduli lagi"katanya sedih.

" Sedih gak ?" Tanya Kurnia menggoda. " Makanya, kalo di perjuangin jangan kabur-kaburan terus, kalo udah begini nyesel" ucap Kurnia.

" Kok elo gitu sih, " ucap Indri sedih.

" kumat lagi deh brengsek nya. padahal waktu perjuangin lo, sifat playboy nya gak separah dulu" ucap kurnia sambil melihat aidan dari kejauhan.

Pesawat Kertas [TAMAT] Where stories live. Discover now