25

915 78 5
                                    

Haris langsung terdiam membeku melihat isi Poto tersebut.

"Ris..

"Haris..

"HARIS!!."BENTAK AIRA MARAH.

"Ha-h.. kamu Nemu Poto ini dimana sayang?."tanya Haris gugup.

"Ngak usah bertele-tele ris aku butuh jawaban. Bukan pertanyaan balik."marah Aira.

"Ini ngak seperti yang kamu pikirkan sayang."kata Haris selembut mungkin.

"Ngak usah pake sayang-sayangan haris. Hubungan kita aja ngak jelas sampe sekarang asal kamu tau."bentak Aira.

"Sekarang kamu jelasin apa maksud Poto itu. Dan apa yang udah terjadi beberapa tahun belakangan ini Haris."sambung  Aira serak matanya sudah berkaca-kaca mau nangis.

"I'm sorry honey, heii lihat aku."kata Haris minta maaf dan memegang kedua pipi Aira agar mau menatapnya.

"Heii maaf ini semua demi kebaikan kamu."sambung Haris lembut dan mengusap-usap pipi Aira.

"Demi kebaikan apa Haris? Ngak ada baik-baiknya kalau gini."ujar Aira sudah terisak.

"Maaf sayang tapi, ini kemauan papa kamu demi kamu."Haris memeluk Aira yang menangis.

" Hiks Kamu egois, hiks  mama egois,  hiks papa egois, dan semuanya egois ngak ada yang sayang Lia."teriak Aira kencang.

"Lo Lo orang teregois yang pernah gue kenal. Tega Lo ya nikung sahabat Lo sendiri dimana hati Lo hah."marah Aira murka.

"Disini Lo senang-senang ngakuin gue tunangan Lo sedangkan disana ada yang tersiksa nungguin gue. Ada yang nahan sakit kehilangan gue dan Lo dengan tenangnya tertawa lepas sahabat macam apa Lo tega ngerebut pacar sahabatnya sendiri!!." Teriak Aira.

Sedangkan Haris hanya bungkam mendengar cacian Aira. Disini yang korban bukan cuma Aira tapi Haris juga bahkan mungkin pengorbanan Haris lebih besar disini tapi kenapa dia yang disalahkan seolah dia penjahat disini.

"I hate you Haris Mahendra."teriak Aira dengan muka memerah dan mengarahkan jari telunjuknya kemuka Haris.

"Liaaa!!."bentak Haris geram dia tak suka Aira membencinya.

"Why? I hate you."sekali lagi Aira mengatakan itu dengan terkekeh sinis.

"Jangan benci aku, aku ngak bisa melalui hari-hari aku kalau kamu jauhin aku."kata Haris mecoba lembut.

"I'm so sorry. Dengerin dulu penjelasan aku ini semua ngak seperti yang kamu omongin. Disini kamu salah paham, oke."sambung Haris dan pelan-pelan kembali menggenggam tangan Aira.

" Ngak usah pegang-pegang!!Salah paham apa hah?? Semua Udah jelas aku dengar sendiri dari dia."bentak Aira dan menghempaskan tangan Haris yang memegangnya.

"disini bukan cuma Lo yang jadi korban, gue.. gue juga bahkan kalau ada yang tersakiti disini yang lebih tersakiti itu gue.. egois Lo ya enak banget ngomong gitu seolah-olah disini yang paling jahat itu gue. Asal Lo tau disini yang lebih sakit itu gue!! Yang paling banyak berkorban itu gue. Sekarang gue tanya mau lo apa  hah!!." Haris marah dia tak terima disini dia tak sepenuhnya salah tapi kenapa dia yang disalahkan dan kenapa harus dia yang dibebankan disini. Usaha dia, pertolongan dia, pengorbanan dia ngak dihargai sama sekali.

" LO TANYA MAU GUE APA HAH!!."teriak Aira dan mengarahkan jari telunjuknya keharis dan berganti ke dia.

"YA."sahut Haris tegas tapi matanya enggan untuk menatap Aira dia mengalihkan pandangannya kesamping.

"OK, GUE MAU. MULAI HARI INI, DETIK INI JUGA, SEGALA HUBUNGAN GUE, SAMA LO, SAMA DIA, HUBUNGAN KITA APAPUN ITU ANGGAP AJA NGAK ADA BIAR ADIL DIA SAKIT, LO SAKIT DAN GUE JUGA SAKIT."tekan Aira bagi dia ini semua adil mereka akan sakit sama-sama dan itu impas.

Deggg

Setelah mengatakan itu Aira langsung membalikkan badannya melangkah meninggalkan haris tapi, baru saja Aira memegak knop pintu Haris mengeluarkan suaranya.

"TUNGGU. OKE INI LEBIH BAIK NGAK USAH LO TAMPAKAN LAGI MUKA EGOIS LO ITU DIDEPAN GUE KALAU PERLU MATI SEKALIAN LO, EGOIS LO NGAK MIKIRIN BANGET PERASAAN ORANG DISEKITAR LO PERGI SANA PERGI SEJAUH MUNGKIN YANG LO MAU DENGAN GITU SELAMANYA LO NGAK AKAN PERNAH TAU KEBENARANNYA."kata Haris tegas penuh penekanan.

Aira diam mematung dengan perkataan Haris, apa katanya mati?? Sungguh bukan itu kata-kata yang diharapkan oleh Aira keluar dari mulut Haris.

"Ngapain masih bengong disitu, BURUAN PERGI BANGSAT." Teriak Haris berlalu pergi dari ruang tamu masuk kekamarnya dan membanting pintu dengan kencang.

Brakkk

Sedangkan sedari tadi Yogi dan Ciko hanya diam mematung mendengar semua omongan Haris dan Aira. Niatnya tadi mereka mau balik sebentar mau ngambil hp Ciko yang ketinggalan tapi mereka malah dapat kejutan yang sangat tak terduga.

Tak lama Aira membuka pintu dan menutupnya tak kalah kencang.

Brakk

Aira sempat diam sejenak melihat Yogi dan Ciko yang berada dihadapannya. Tapi dia masa bodoh mereka mau mendengar apa tidak karna sekarang dia emosi.

Dia berlalu begitu saja dari hadapan Ciko dan yogi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Ra tunggu...

"Woyy kalian kenapa sihh."teriak Yogi tapi Aira malah mengacuhkannya dia pergi dari sana dengan berjalan kaki tanpa naik taksi ataupun diantarkan oleh yogi dan Ciko.

"Mereka kenapa sih cik? Perasaan tadi baik-baik aja deh."heran Yogi pasalnya tadi mereka masih biasa- biasa saja.

"CK udah lah ini urusan mereka ngak usah kepo. Mereka udah gede biarin mereka nyelesain masalahnya mereka sendiri."Ciko tak mau ikut campur urusan Haris dan Aira ini urusan pribadi dan bukan hak mereka untuk ikut campur.

"Ayok masuk ngak usah dipikirin."lanjut Ciko dan menarik tangan Yogi masuk.

"Lah mak-.."belum Yogi selesai ngomong Ciko udah motong duluan.

"Ngak. Udah kenyang gue mau tidur aja ayok masuk."kata Ciko Yogi langsung lesu mereka tak jadi beli makanan diluar alamat makan telur ceplok lagi nih.

Hai² gaes ketemu lagi kita✋

Gimana nih sama part ini gaess?🤔

Jangan lupa ya vote, coment dan follow juga akun author sebagai apresiasi buat author sebagai penulis cerita ini👌sayang kalian banyak²❤️

I'm not aira (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant