23

971 92 3
                                    

Sesampainya mereka didepan rumah Leo terlihat kalau rumah tersebut nampak sepi.

"Makasih."kata Leo turun dari motor Aira dengan agak tertatih.

Aira masih celingak celinguk mencari orang-orang didepan rumah tersebut.

"Orang-orang dirumah Lo mana?."bukannya menjawab Aira malah bertanya kepada leo.

"Lagi ngak dirumah."jawab leo singkat.

"Keman?."tanya Aira tak kalah singkat.

"Bokap,nyokap pergi keluar kota ada kerjaan. Bibik lagi cuti anaknya lahiran dikampung."jawab leo agak ketus.

"Kalau sup-."belum Aira menyelesaikan pertanyaannya sudah dipotong duluan sama leo.

"Ikut bokap nyokap lah siapa yang nyetir kalau ngak ikut."kesal leo karna Aira banyak tanya. Dan Aira hanya membulatka mulutnya menjawab O.

"Ayok masuk."ajak Aira tanpa dosa rumah-rumah siapa dan yang mau masuk duluan siapa.

"Ngak-ngak pulang Lo sana."ketus leo.

"Ayok leo. Lo gue bantu obatin luka Lo buruan."kesal Aira mau menarik tangan Leo tapi langsung ditepis oleh leo.

"Gue bisa sendiri."kesal leo.

"Yaudah tapi gue tetap mau masuk. Gue capek, haus juga mau minta minum." Alibi Aira membuat sedramastis mungkin mukanya.

"Masuk."singkat Leo yang agak tak enak ke Aira.

Tanpa menjawab perkataan Leo Aira langsung saja nyelonong masuk seperti rumah sendiri. Dia langsung saja pergi kedapur mencari air minum tanpa bertanya ketuan rumahnya lagi sedangkan Leo pergi kelantai atas lebih tepatnya kekamar dia untuk mencari kotak p3k.

Setelah mendapatkan apa yang dia mau Leo langsung saja duduk di sofa dekat tempat tidurnya.

"Awss susah banget sih anjing."umpat Leo mencoba untuk mengobati lukanya.

Dan nampaklah Aira yang berkacak pinggang didepan kamar leo menyaksikan leo yang lagi kesusahan.

"Tuh kan ngak bisa pake sosoan mau ngobatin sendiri lagi. Bandel sih."cerocos Aira geleng-geleng kepala.

Langsung saja dia berjalan dan duduk di sofa samping leo. Menggambil obat merah dan mengobati Leo dengan telaten.

"Selesai deh. Ini mau ditaro dimana le?"tanya Aira.

"Lo kenapa ngak dendam sih sama gue?"bukannya menjawab pertanyaan Aira leo malah bertanya balik.

Aira yang mendengar itu langsung terkekeh.

"Gue ngak Suka nyimpan dendam. Semarah-marahnya gue sama orang gua ngak bakal pernah mau nyimpan dendam apa lagi melanjutkan kemarahan yang udah basi."kata Aira.

"Kenapa? Bukannya Lo siantagonis yang suka nindas orang ya."tanya leo bingung dengan jawaban Aira.

Lagi dan lagi Aira terkekeh.

"Lo ngak akan tau siapa siantagonis sebenarnya kalau Lo hanya mendengarkan pendapat dari satu pihak lalu menutup akses untuk pihak lain menjelaskan dari versi dia."jawab Aira sambil tersenyum simpul.

Leo sempat tertegung melihat senyum tulus Aira. Mendengar perkataan Aira ada perasaan sedikit ragu lubuk hatinya tentang apa yang dialami Airin selama ini.

"Dan satu lagi toh kalau seandainya suatu saat nanti apa yang mereka tuduh dan apa yang mereka percaya ternyata ngak benar. disitu kita bisa nyaksiin gimana sengsaranya mereka mengingat kesalahan mereka dan perilu mereka kepada orang yang tak bersalah tersebut."sambung Aira lagi dengan menatap leo dalam.

I'm not aira (END)Where stories live. Discover now