09. Viral

5.1K 565 83
                                    

Tersenyum malu, perempuan itu mengangguk ramah. Ia melirik pria di sampingnya yang tampak santai.

"Kalau sudah ada niat baik, jangan ditunda lama-lama," ujar Tiara lembut. Ia menatap kedua anak muda di depannya. "Disegerakan, ya."

"Iya, Tante," jawab Ziya sambil tersipu, "kalau saya ... ngikut Angkasa aja."

Tiara semakin tersenyum lebar. Ia menatap sang putra yang sejak tadi anteng-anteng saja. "Gimana, Ca?" tanyanya dengan senyum menggoda.

"Kami pikirkan lebih matang lagi, Bu."

Mereka––atau lebih tepatnya Tiara dan Ziya––mengobrol banyak hal. Sedangkan Angkasa mendengarkan dan hanya sesekali menimpali. Ibunya yang ramah memang tidak mengejutkan bisa membuat Ziya cepat nyaman mengobrol dengannya.

Hingga pukul lima, Ziya dengan sangat berat hati izin pulang dengan Tiara karena sudah sore.

"Saya pamit dulu, Tante," salam Ziya sambil menyalimi tangan Tiara.

"Sering-sering main ke sini, ya, Ziya." Tiara tersenyum lebar.

"Pasti, Tante."

"Ma, aku antarin Ziya pulang dulu."

"Iya, Ca. Bawa mobilnya hati-hati," kata Tiara, memperingati. "Oh ya, Ca. Pulangnya tolong belikan es krim sama camilan. Es krim Dena di dalam sudah abis dimakan Arin. Entar dia ke sini nggak ada jajan lagi."

"Oke, Bu."

Angkasa menggandeng Ziya untuk melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti karena Tiara tadi kembali memanggilnya. Ia mengernyit kala Ziya hanya diam sambil menatapnya kosong.

"Kenapa?"

"Hah?" tanya Ziya, terkejut. Dengan Cepat ia menggeleng. "Nggak. Ayok." Perempuan itu tersenyum tipis. Tipis sekali sampai-sampai Angkasa tidak sadar jika ia tersenyum.

🍂🍂🍂

Notifikasi yang berbunyi berkelanjutan membuat Dena mengernyit. Ia baru saja selesai pakai baju setelah mandi sore. Dilanjutkan mengeringkan rambut. Selama itu, ponsel yang ia letakkan di kasur terus berbunyi.

Kalau itu soal pekerjaan, Dena tidak akan peduli karena kewajibannya sudah dibagi dua dengan anak baru sebelum ia keluar. Namun, saat notifikasi semakin banyak masuk, Dena mulai penasaran. Ia berjalan, mengambil ponsel yang terakhir kali ia letakkan di atas kasur.

Notifikasi itu didominasi dari Instagram. Lalu pesan WhatsApp. Dena semakin bingung karena teman-teman yang hanya menjadi teman sekontaknya, yang jarang sekali bertukar pesan dengannya, kini menghubungi.

Dena membuka pesan dari paling atas. Pesan dari Safa, istri Vano.

Kak Safa:
Ini kamu sama caca kan?
Kaget tadi buka tiktok muncul di fyp
Itu kamu kenapa na?

Safa juga mengirim sebuah video. Langsung saja Dena membukanya.

Sepasang mata Dena membulat. Itu adalah video di mall tadi. Tanpa membalas pesan Safa lebih dulu, Dena membuka Instagram. Notifikasi itu didominasi followers baru dan komentar yang menge-tag dirinya di sebuah postingan video Dena dan Angkasa.

Postingan terbaru Dena dibanjiri komentar. Ada yang memuji, ada pula yang sekadar menge-tag akun teman untuk menunjukkan bahwa pemilik akun itu––Dena––adalah wanita dalam video yang tengah viral.

Sekali lagi, Dena membuka videonya dan Angkasa yang sudah diedit sedemikan rupa.

Video itu bermula ketika tangan Dena ditepis, lalu Angkasa datang dan langsung menariknya. Saat Angkasa melepas jaket kemudian menyampirkannya di kepala Dena, video itu diberi efek slow motion dengan lagu dari Kaleb, It's Only Me, sebagai back song-nya.

Say Yes, Mas!Where stories live. Discover now