Bab 5: Scary (1)

2 2 0
                                    

Vitha terbangun keesokan paginya. Beranjak dari kasur perlahan tanpa membangunkan Allen yang masih terlelap dalam mimpi memeluk erat guling. Ia keluar dari kamar, berjalan menuju tangganya dari lantai dua, menuruninya berbelok ke arah dapur. Dilihatnya pemuda itu tampak sibuk memasak untuk sarapan hari ini. Ia menghampiri meja, menggeser kursi duduk. Bau masakan yang harum membuat perutnya lapar.

"Harumnya..."

Cakra menghentikan adukannya, menoleh sekilas.

"Oh, sudah bangun?"

"Harum ya masakanmu," kata Vitha, menompangkan dagunya di kedua tangannya di meja."Masak apa hari ini?"

"Oseng-oseng."

Cakra mengaduk kembali masakannya. Mematikan kompor, meletakkan oseng-oseng kacang yang dimasaknya di piring yang sudah diambil sebelumnya.

"Yang kutemukan hanya ini," katanya menghampiri meja, meletakkan masakannya di meja.

"Enggak masalah, kok."

Vitha meraih piring bersih yang sudah disediakan di hadapannya. Mengambil nasi di bakul kecil, bergantian mengambil oseng-oseng itu.

"Mana bocah itu?" tanya Cakra, menggeser kursinya, duduk.

"Dia masih tidur," jawab Vitha, mulai menyantap."Bukannya kemarin kamu berburu?"

Cakra tampak bingung.

"Hah, berburu? Berburu apaan?"

Vitha menyuapkan oseng-oseng di sendoknya ke mulut.

"Berburu manusialah. Itu kan, yang biasa manusia serigala lakukan di malam hari."

"Jangan bodoh, bila berburu manusia itu hanya ada bila bulan purnama muncul. Sekarang bulan purnama enggak ada." Cakra mengambil nasi, diletakkannya di piringnya.

"Siapa yang bodoh? Aku sudah tahu itu," gerutu Vitha tak terima.

"Itu sudah tahu."

"Apa setiap manusia serigala sepertimu baik?"

Cakra akan menyantap sarapannya tak jadi.

"Ada. Yang jelas termasuk aku."

"Berarti manusia serigala sepertimu enggak memakan daging?"

Cakra menggeleng.

"Enggak. Aku dulu cuma meminum darah saja. Enggak lebih sampai memakai manusia. Jika tak ada darah, aku mencoba menahannya dan mencoba memakan sayur-sayuran. Seperti yang kamu lihat sekarang," jelasnya.

Vitha menatapnya. Tertawa pelan,"Kamu mirip banget sama Lupin," katanya.

"Lupin? Lupin siapa?"

"Remus Lupin penyihir sekaligus manusia serigala baik hati guru Ilmu Pertahanan Harry."

"Harry Potter, maksudmu?"

"Iya."

"Kamu suka Harry Potter?"

"Suka banget."

Semenjak masuk menjadi regu baru dulu hingga sekarang, ia yang terkenal menyukai buku berbagai macam genre, terutama genre fantasi. Terutama Harry Potter. Sejak mencoba membeli novel itu di toko buku, malah dirinya kerajingan membaca dan menyukai hal yang berbau penyihir. Bahkan Wima, temannya penyihir bolak-balik di-chatnya hanya karena penasaran dengan penyihir.

Mereka berdua melanjutkan makan. Sampai terdengar suara langkah kaki menuruni tangga dan menghampiri meja makan. Tampak Allen dengan rambut berantakan, mengucek salah satu matanya.

"Mama..."

Mereka berdua menoleh.

"Sudah bangun? Ayo, sarapan dulu."

Vitha and AllenWhere stories live. Discover now