2. Pertemuan Pertama

84 4 1
                                    

happy reading!🌵

Pada dasarnya semesta mempertemukan kita meskipun dalam keadaan yang tak terduga


2.

         Hari ini Genta datang ke sekolah lebih pagi bahkan matahari masih malu-malu menampakkan cahaya nya. Sebab siang nanti ada rapat bersama guru, Genta memasuki ruang OSIS lalu menyalakan lampu. Di ruang ini hanya ada diri nya, ia mulai menyalakan laptop dan menuntaskan menandatangani proposal kegiatan OSIS yang akan menjadi bahan untuk pertemuan nanti.

Ia mengambil ponsel yang berada di dalam tas hitam miliknya berniat untuk menghubungi Angga, agar cowok itu bisa datang ke sekolah sekarang juga.

"Ang, lo bisa berangkat sekarang nggak?" suruh Genta pada seseorang di telpon yang sedang ia hubungi.

"Siapa sih ganggu orang tidur aja! lo ganggu waktu tidur gue tau nggak!" sahut nya dengan marah-marah.

"Angga bangun! ini sudah jam setengah enam," suara wanita yang sedang berusaha membangun kan Angga yang terdengar dari dalam telpon milik Genta.

"Gue tunggu sepuluh menit! inget sepuluh menit!" ucap Genta serius dengan menekan kata terakhir.

Angga mengucek mata nya melihat saiapa orang yang menghubungi nya. "Buset Gen kasih waktu tambahan kek, ini gue baru bangun nyawa gue aja belum sepenuh nya ke kumpul apalagi ini Mama gue teriak dari tadi," keluh nya.

"IYA MA INI ANG UDAH BANGUN" teriak Angga menyahuti mama nya.

Genta menjauhkan ponsel nya saat Angga teriak. "Gue nggak butuh alasan apapun dari lo, waktu sepuluh menit itu cukup buat lo yang jarang mandi,"

"Woy! Genta-" ucap nya terpotong karena Genta terlebih dahulu mematikan telfon nya.

Ia kembali dengan kegiatan nya sambil menunggu Bima datang.

Tok.. Tok..

Genta menoleh ke pintu ia menghentikan kegiatan mengetik nya di laptop beralih untuk membukakan pintu. Seorang gadis dengan rambut pendek sebahu berserta bandana merah muda yang bertengger di kepala nya. Ia tebak pasti itu adalah adik kelas nya.

"Ada apa ya?" tanya Genta.

Gadis itu menatap Genta dengan malu-malu siapa coba yang bisa menatap mata Genta lama-lama yang ada bisa dipastikan jantung nya sudah tidak aman lagi.

"Aku.. di suruh sama Pak Budi buat panggil kak Genta, Pak Budi bilang Kakak di suruh ke ruang nya sekarang," akhirnya ia bisa juga menyelesaikan ucapnya meskipun ada perasaan gugup.

Genta mengangguk paham. "Makasih informasi nya,"

"Kalau gitu aku pergi dulu Kak permisi," ucap nya dengan sopan lalu pergi dari hadapan Genta.

Genta langsung menutup pintu meninggalkan ruang OSIS untuk segera menuju ke ruang Pak Budi, di persimpangan jalan Genta melihat Angga. Laki-laki itu tampak sibuk membenahi dasi nya berjalan cepat tanpa melihat jalan di depan. Benar apa yang di bilang Genta pasti cowok itu tidak mandi, waktu sepuluh menit bisa di gunakan Angga sampai bisa datang ke sekolah.

Dugh


Ia mendongak. "Onde mande Genta, sengaja nabrak gue?!" protes nya.

Senja MewangiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora