BAB 31 [Go Public]

Start from the beginning
                                    

Mata Daniel beralih menatap Agatha. Dari sorot matanya, Daniel terlihat tidak suka. "Suka-suka gue. Gak ada urusannya sama lo," ketusnya.

Marvel, dan Rizky saling beradu pandang. Mereka sama-sama merasakan ada perubahan drastis dari sikap Daniel kepada Agatha. Padahal dulu, mereka terbilang dekat. Lebih tepatnya, Agatha memang terkenal dekat dengan tiga lelaki itu sampai banyak yang mengira jika Agatha memiliki hubungan yang spesial dengan salah satunya.

"Gue gak tau salah apa sampai lo jadi kaya gini banget ke gue," masih sempat-sempatnya Agatha tersenyum. "Tapi kalo emang gue ada salah, gue minta maaf."

Daniel memalingkan wajahnya membuat Rizky geram sendiri sampai memukul pipi Daniel cukup keras. Daniel saja sampai menggerang kesakitan.

"Apaan, sih lo?"

Rizky tidak menjawab. Lelaki itu hanya melirik-lirik Agatha dengan sedikit melotot. Bukannya mengerti maksud terselubung dari tatapan Rizky, Daniel justru semakin tidak peduli. Membuat Rizky mengumpat pelan. "Emang dasarnya goblog."

"Nih, kemarin buku lo jatuh. Maaf baru sempet balikin ini. Gue selalu gak nemu waktu yang tepat setelah sadar kalo sikap lo ke gue udah berubah." Agatha meletakan buku dengan nama Daniel keatas meja. "Gue ke kelas duluan, ya," gadis itu memandangi tiga lelaki yang tersisa di ruangan ini.

"Bego lo, Dan. Curiga sama orang boleh, tapi jangan keliatan banget juga. Lo kaya gini malah jatuhnya kaya pacar lagi ngambek."

"Sabodo amat."

Daniel tidak peduli dengan apa yang di katakan Rizky.

"Lo kaya gini gara-gara curiga kalo yang neror Meira itu Agatha?" Marvel bertanya untuk memastikan saja.

"Lo pikir apa lagi, Vel?"

"Aneh aja karna lo sampai begini."

"Gue gak suka orang munafik kaya dia."

Rizky merangkul Daniel sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Daniel. "Awas, entar malah jadi demen."

"Ogah banget demen sama orang yang begituan."

Marvel menghela napasnya. Punggung tegaknya ia sandarkan pada sandaran kursinya. Lelaki itu menopang dagu menggunakan tangan kirinya dengan jari-jari yang mencubit pelan bibirnya. "Kita belum ada bukti kalo Agatha yang lakuin itu." Marvel menatap kedua sahabatnya.

"Emang belum ada bukti nyatanya, tapi kita kan juga harus tetep waspada."

Rizky menatap Daniel dengan tatapan yang sulit diartikan. "Iya waspada, tapi gak harus kaya lo juga," ujarnya. "Kalo kaya lo itu malah bikin dia makin curiga. Kita harus main cantik dong, kaya si peneror."

"Gimanapun caranya, dan siapapun pelakunya, gue harus cepet temuin dia," mata sipit Marvel menerawang jauh. "Tapi_" Marvel menjeda kalimatnya. "Meira juga curiga sama Agatha."

"Nah, kan!" seru Daniel sampai berdiri dari duduknya. Lelaki itu menunjuk Marvel dengan bola mata membesar.

Mereka tidak tahu, jika Agatha masih berdiri dibalik pintu. Mendengar semua percakapan mereka dari awal.

•••••

Adek ipar 🧟‍♂️ :
Buruan kantin!

Meira menghela napas kasar setelah membaca pesan dari Lay yang mengganggunya lagi. Tanpa membalas pesan itu, Meira kembali menaruh ponselnya keatas meja. Ia lebih memilih melanjutkan membaca novel yang ada di tangannya.

Istirahat kali ini, Meira benar-benar malas beranjak dari kelas. Ia sampai minta tolong untuk di belikan roti, dan air mineral kepada Qia yang sedang istirahat di kantin bersama dengan Angel. Karena semalas apapun, perutnya harus tetap di isi makanan.

MarvelMeira [END]Where stories live. Discover now