"Axel, ih!" Tegur Kiara kesal.

"Lagian nyolot!" Jawab Axel kesal.

"Mana orang tua kamu? Kok belum datang?" Tanya kepala sekolah itu melihat orang tua Axel yang tak kunjung datang.

Tok tok

"Silahkan masuk" sahut kepala sekolah itu dengan santai.

Pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan wanita dengan pakaian yang sopan dan tersenyum kecil.

"Mami" gumam Axel pelan melihat Maminya yang berjalan masuk dan mulai bersalaman dengan kepala sekolah.

"Permisi, saya Ibunya Axel" ujar Aura dengan sopan kepada kepala sekolah tersebut.

"Silahkan duduk, Bu"

Aura mengangguk dan mulai duduk disebelah kanan Axel, dan memangku tas mahalnya. Ia menoleh sebentar melihat Kiara, "Hai, cantik" sapa Aura sayang.

Kiara terkekeh dan menyalimi tangan Aura dengan sayang, "Mamii" sapa Kiara seraya tersenyum manis.

"Kiara boleh keluar sebentar" ujar kepala sekolah tersebut, Kiara mengangguk patuh.

"Aku tunggu didepan" ujar Kiara lembut, melepas paksa genggamannya dengan Axel dan keluar dari ruangan ini.

Didepan ruangan ini sudah penuh dengan siswa-siswi yang penasara, dan juga ada kedua temannya dan ada ketiga teman Axel setia menunggu disini.

"Ra, ngga papa?" Tanya Elsa menarik tubuh Kiara dan memeluk erat tubuh Kiara yang lemas.

Kiara tersenyum kecil, dan mengangguk pelan. "Ngga papa, tapi takut Axel di apa-apain" ujar Kiara pelan memandang pintu itu dengan dirinya yang terus merapalkan do'a.

Ia takut Axel akan di DO dari sekolah, karena melihat bagaimana mengenaskannya seorang Andra.

"Gue tau, paling cuma di skors, tenang aja jangan panik" ujar Alexa merangkul pundak kecil begitupun Elsa.

"Lo emang tadi ngga misahin pas Axel ngehajar Andra? Andra sampe masuk rumah sakit, gue takut dibawa ke jalur hukum urusannya" ujar Raihan memandang Jordan yang ikut tidak baik-baik saja melihat Axel yang tengah diambang kematian mungkin.

Kiara yang mendengar itu semakin takut, kalau Axel sampai dipenjara bagaimana?

Jordan menggeleng pelan, "Axelnya ngeberontak, lo tau Axel gimana kan kalau udah marah? Ngga bisa dihalangin" ujar Jordan dingin.

"Lagian Andra ngapain dah? Sampe Axel bisa semarah itu, lapangan sampe ada tetesan darahnya gitu" tanya Kenzo memandang Jordan dan Raihan bergantian.

"Gue masih belum tau, tunggu Axel"

•••

"Jadi begini Bu, putra Ibu. Axel, sudah kurang ajar memukul teman sebayanya sampai masuk kedalam rumah sakit" ujar kepala sekolah itu memandang Aura.

Aura yang mendengar itu tidak heran lagi, ia tidak tau harus berbuat apa untuk menghentikan sikap itu didalam tubuh anaknya ini. Dari Axel balita pun sudah diajarkan bela diri oleh Kakeknya sendiri.

MY DANGEROUS BOY [COMPLETED]Where stories live. Discover now