Cemas

388 139 20
                                    

"LARAS" panik seorang di depan pintu.

"Kak" belum sempat menyebut nama Seseorang di hadapannya, dia langsung menutup mata.

Lelaki itu langsung mendekat ke arah Laras, Keadaan gadis itu sangat memperhatinkan.

"Kurang ajar" Ucapnya Sambil mengangkat Laras menuju UKS.

Setelah meletakkan gadis itu di atas brankas, dia keluar sebentar membiarkan Anak PMR yang Mengganti pakaian basah gadis itu dengan baju olahraganya.

Ya, sebenarnya dia mau ke toilet untuk menganti pakaian Olahraga tapi ketika mendengar Keributan Dalam toilet cewek dia ingin melabrak tersangka bukan mendapatkan pelaku tapi dia mendapatkan Laras dengan mengenaskan,Setelah pakaian Gadis itu di ganti dia masuk dan duduk di kursi samping Brankas.

" Kamu Cantik!" Ujar lelaki itu menatap manik mata yang tertutup.

"Kamu nggak Pantas buat Dia." sambungnya.

Lama terdiam Gadis itu Tak kunjung Bangun membuat lelaki itu semakin Cemas,
Di lihatnya gadis yang berada di atas brankas wajahnya semakin pucat.
Dengan inisiatif lelaki itu membaluri Tangan, kaki, keher dan sedikit menyodorkan ke bagian hidung dengan minyak Angin.

"Aku di mana" Ucap Laras membuka matanya.

"Alhamdulillah, Lo udah siuman? Bagian mana yang sakit?" Tanyanya Sambil menghadap Laras.

"Nggak ada Kak!" Ucap Laras yang ingin bangkit dari tidurnya.

"Sini gue Bantu" Ucap Lelaki itu sambil membantu Laras duduk.

"Makasih Ya Kak Deo, udah bantu aku." Ucap Laras dengan tulus.

"Nggak usah berterimakasih, Gue ikhlas bantuin Lo" Ujar Deo yang menatap Laras.

"Kak, Baju ini?" Laras sedang menatap dirinya sendiri.

"Tadi Anak PMR yang gantiin pakaian Lo"

"Syukurlah"

"Butuh gue labrak nggak tu cewek?" Tanya Deo Sambil menatap mata gadis itu.

"Jangan, Lagian ini salah aku juga kak." Ucap Laras.

"Yakin?"

"Iya"

"Ya udah, Gue ke kelas duluan. misal ada apa-apa hubungin gue" Ucap Deo yang meninggalkan kertas berisi No Hpnya dan mulai pergi dari UKS.

Setelah kepergian lelaki itu, Laras mengambil Kertas yang di letakan di atas nakas samping Brankas dan mulai memasukkan No milik Deo.

Dia beralih ke Akun Wa banyak sekali pesan masuk dari sahabatnya.

Amel : 5 Panggilan tidak terjawab
Amel : ras Lo di mana?
              P
              P

Melisa :3 panggilan tidak terjawab
Melisa : P
                P
                P
                Lo di mana si Ras!

Arinpup : 6 panggilan tidak terjawab

Kak gara : Lo di mana Ras!

Laras membuka room chatnya bersama Arin dan mulai mengetik sesuatu.

Me : Ri, gue duluan pulang tadi udah izin.
Gue mintak tolong bawain tas dan
Motor gue ya.


Me : bang jemput gue di sekolah ya.

Abangku : iya otw!

Setelah abangnya membaca pesan darinya, gadis itu langsung mematikan benda persegi itu.

"Sakit" lirihnya.

Dia mulai keluar dari UKS menuju pintu utama SMA Harapan Bangsa.

"Pak bukain pintu pagarnya ya" Seru Laras yang mendekat pos penjaga.

"Eh, neng Laras sakit? kok pucat banget?" Ucap Sang penjaga sekolah sambil membuka pintu pagar.

"Nggak kok pak, Biasa aja."

"Makasih pak" Sambungnya

"Iya neng, Hati-hati."

Lama gadis itu menunggu kedatangan Abangnya di Halte dekat sekolahannya.

Tin..tinn

"Ayo masuk" Ucap Daffa.

"Lama banget jemputnya" Ucap Laras yang baru masuk ke dalam mobil.

"Hmm"

"Kita mau kemana? pulang?" Tanya Daffa.

"Kita ke apartemen Abang aja ya, Aku mau nginap di sana."

"Kamu" Ucap Daffa yang menatap gadis itu.

"Hmm"

Daffa menghelahkan Napasnya, dia sangat Sayang ke pada adiknya itu tapi adiknya ini memang keras kepala.

Sorenya Daffa menelpon mamanya untuk memberi tahu sang adik nginap di apartemen miliknya.

"Iya ma, Nanti Daffa tanya ke dia"

"Kamu jagain adiknya jangan di jahilin"
Ucap Susan.

"Siap"

"Ya udah Daffa tutup ya Ma!"

" Iya hati-hati"

"Puas" Ujar Daffa melirik adiknya yang sedang menatapnya.

Sekarang mereka lagi di kamar apartemen milik Daffa, selalu begitu pasti apartemennya jadi pelarian Laras.

"Makasih Abang" Senyum tulus Laras.

"Hmm"

"Mending kamu tidur" Ucap Daffa sambil mencium kening adiknya.

" Ya bro terimakasih" Ucap Daffa yang baru saja menutup telpon dari seseorang.

"Arggggggggggrr" Teriak Daffa

"Kenapa dia tuhan" Sambungnya sambil melempar barang-barang yang ada di dalam kamar.

Udah segini dulu makasih ya
Yang udah baca atau yang sekedar singgah.

LARAS[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang