"Alesan!" Kiara memalingkan wajahnya sambil bibirnya mengerucut.

"Eh, jangan marah dong, aku minta maaf ya. Sebagai gantinya besok kita jalan-jalan yuk!" Tawar Rizky.

Niat hati ingin dibujuk manja oleh kekasihnya namun saat mendengar kata jalan-jalan hatinya luluh seketika. "Beneran ya," kata Kiara. Rizky mengangguk mengiyakan.

"Kamu kenapa yang? Gak biasanya, ada masalah apa cerita ke aku." Pinta Rizky.

"Malu aku, aku udah buat kesalahan." Kiara menghela nafas.

"Kesalahan apa? Ke siapa?" Tanya Rizky.

"Ke atasan baru aku," kata Kiara. Dia menceritakan semuanya yang terjadi pada kekasihnya itu.

"Kamu gak sepenuhnya salah dalam hal ini kok yang, kamu udah minta maaf?" Tanya Rizky. Kiara menggeleng pelan.

"Astaga pacarku ini benar-benar yaa," Rizky mencubit gemas pipi Kiara.

"Besok kita minta maaf ke atasan kamu itu ya, biar besok aku antar langsung ke rumahnya. Dengan begitu perasaan kamu pasti akan lebih lega." Kiara mengangguk mengiyakan.

*****

KIARA POV

Pagi-pagi sekali Rizky sudah menjemputku untuk mengajak jalan-jalan. "Mama Kiara berangkat dulu ya, mama mau nitip apa?" Aku memeluk dan mencium pipinya.

"Minta biar anak mama di jagain sama Rizky itu aja." Ucap mama diakhiri tawa.

Aku dan Rizky pun ikut tertawa. "Siap ma, pasti itu." Balas Rizky.

"Hati-hati ya kalian!" Mama yang berada di ambang pintu berujar sedikit keras.

Mobil pun melesat membelah jalanan kota. Suasana kota hari ini terlihat sangat ramai. Mungkin karena hari libur, banyak orang yang menghabiskan waktu di luar rumah bersama keluarganya setelah seminggu berkutat dengan pekerjaan.

"Mau kemana sayang?" Tanyaku pada Rizky.

"Ada aja." Balas Rizky yang membuatku semakin penasaran. Pasalnya sudah 30 menit perjalanan kita namun mobil yang kami bawa tidak menujukkan tanda-tanda akan berhenti.

"Yang, mau...."

"Udah sampai sayang, yuk!" Tungkas Rizky.

Saat aku turun dari mobil dan melihat tempat yang kita singgahi aku tak bisa berhenti tersenyum. "Kamu masih inget?" Tanyaku pada Rizky.

"Inget dong," Rizky merangkulku dan mengajakku masuk ke dalam rumah makan itu.

"Mbak, meja no 9." Aku kembali menyunggingkan senyuman. Delapan tahun yang lalu Rizky mengajakku berkencan di rumah makan ini dan pada saat itu dirinya juga memesan meja no 9.

AUTHOR POV

Rizky mencium tangan Kiara. "Kamu suka tempatnya kan?" Tanyanya.

"Suka banget," entah kenapa Kiara kini salah tingkah dihadapan kekasihnya itu, sebelumnya ia tidak pernah demikian.

"Mas, mbak, ini pesanannya. Selamat menikmati." Pelayan itu berujar dengan sopan.

Keduanya mulai menikmati hidangan yang mereka pesan. "Pelan-pelan makannya." Ucap Rizky.

Setelah menghambiskan waktu di sana akhirnya mereka melanjutkan kembali tujuan mereka. Datang ke rumah atasan Kiara.

Mobil mereka berhenti di sebuah bangunan besar dan mewah. Rumah berdominasi warna putih dan emas itu seakan siap menyambut kedatangan keduanya.

"Selamat pagi Bu Kiara, mari silakan masuk." Sapa Pak Juki penjaga rumah. Ini bukan kali pertama Kiara menginjakkan kaki di rumah mewah itu. Ia sudah sering kali datang kemarin namun dengan tujuam yang berbeda dari hari ini.

"Saya mau nyari Pak Moza, ada?" Tanya Kiara pada Pak Juki.

"Ada bu, tuan sedang ada di dalam. Mari saya antar." Rizky terus menautkan tangannya pada tangan Kiara seakan dia tak mau kehilangan kekasihnya itu.

Terlihat Pak Juki sedang berbicara pada Pak Brata yang tengah santai membaca koran. Mendengar kata Kiara datang, ia langsung meninggalkan koran yang ia baca dan berjalan menuju pintu. "Kiara?" Sang empunya nama langsung menyalimi Pak Brata begitu juga dengan Rizky.

"Siapa, Kiara?" Pak Brata menatap ke arah Rizky.

"Pacar Kiara Pak." Balasnya.

"Kiara mau cari Pak Moza, ada?" Tanya Kiara. Brata mengangguk mengiyakan.

"Moza lagi di ruang kerjanya, ayo masuk dulu." Pak Brata mempersilakan keduanya untuk masuk.

Saat memasuki rumah, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik menghampiri Kiara. "Bu Anna," mereka berdua berpelukan.

"Kamu apa kabar Kiara? Udah lama gak main ke sini." Wanita yang diketahui bernama Anna itu terlihat sangat senang dengan kedatangan Kiara ke rumahnya.

"Kabar baik bu, ibu gimana?" Tanya Kiara.

"Seperti yang kamu liat, ibu juga kabar baik." Balas Anna.

"Mau cari Moza ya? Tunggu dulu biar ibu panggilkan ya." Anna menghidangkan minuman di meja tamu.

"Moza!!!" Anna memanggil anaknya dengan berteriak.

"Iya ma???" Balas Moza dengan sama.

"Ada yang nyari ini, sini cepat!!" Kali ini tak ada balasan dari Moza.

"Bik, panggilin si Moza ya. Anak itu memang benar-benar." Pinta Anna yang diakhiri gerutuan.

Tak berselang lama seorang lelaki keluar dari kamarnya. Melihat orang yang berkunjung kerumahnya membuatnya marah sekaligus terkejut.

"Ada apa kamu datang kemari?" Tanyanya acuh.

"Moza, bersikaplah yang sopan," peringatan Anna.

"Yang perlu bisa ikut saya!" Rizky yang melihat kekasihnya di perintah seperti itu ingin rasanya ia memukul lelaki bernama Moza sekarang juga.

Kiara hanya diam dan mengukuti perintah atasan barunya itu. Moza mengajak Kiara ke halaman belakang rumahnya. "Kenapa kamu datang ke sini? Saya tidak pernah mengundangmu untuk datang." Ucap Moza tanpa menatap Kiara.

"Saya mau minta maaf soal yang kemarin Pak." Jawab Kiara.

Moza tertawa terbahak-bahak mendengarnya lalu diam seketika. "Kamu sudah saya pecat!"

Mendengar perkataan Moza tubuh Kiara lemas seketika pandangannya buyar. Dan semuanya menghitam.

"Kiaraaaa!!!" Orang-orang di sana menghampiri gadis itu.















Naaa Kiara kenapa tuh??

Jangan lupa vote dan koment ya🧡

PUKIS MOZARELLA [END]Where stories live. Discover now