"Nah, gitu dong senyum. Ngomong-ngomong lo udah di tungguin dari tadi sama si bos tuh." Kiara yang mengingat hal itu langsung menepuk jidatnya.

"Gue lupa, ini gara-gara lo sih." Tanpa mendengar balasan dari temannya itu Kiara langsung melangkah menuju ruangan atasannya.

KIARA POV

Aku melihat Pak Brata tengah sibuk membaca lembar demi lembar kertas di mejanya. Dia adalah atasanku, bos yang paling baik yang pernah kutemui. "Selamat pagi Pak, maaf saya datang terlambat hari ini."

"Selamat pagi Kiara, tidak masalah. Silakan duduk," Aku duduk tepat dihadapan Pak Brata.

"Bapak mencari saya dari tadi ya?" Tanyaku sedikit ragu.

Dia mendongak lalu tersenyum kepadaku. "Iya, saya ingin menyampaikan sesuatu ke kamu."

"Apa itu pak?" Perasaanku mulai tidak enak, aku mulai mengingat kembali kesalahan yang pernah kuperbuat.

"Saya akan memberikan posisi saya pada anak bungsu saya."

AUTHOR POV

"Saya merasa sudah tidak pantas lagi diposisi sekarang. Ditambah umur yang semakin menua, terkadang saat sangat di perlukan saya tidak bisa datang." Jelas Pak Brata.

"Saya sangat percaya padamu Kiara, dan saya harap kamu juga begitu. Anak yang akan menggantikan saya namanya Moza. Dia anak bungsu saya yang baru saja lulus dari universitas di Inggris."

"Pasti sangat pintar," batin Kiara.

"Mungkin bagi kamu tidak Kiara." Seakan menjawab batin Kiara, Brata terkekeh melihatnya.

"Kesan pertama mungkin kamu tidak akan nyaman bersama anak saya yang satu ini. Dia sangat cuek dan cara bicaranya suka blak-blakan." Brata kembali terkekeh mengingat kelakukan putranya itu.

"Tapi lama-kelamaan kamu akan terbiasa. Oh ya, nanti siang dia bilang akan kemari. Nanti akan saya kenalkan padamu."

"Baik Pak," balas Kiara lalu pergi dari ruangan itu.

*****

Seperti janjinya tadi pagi, Kiara kini sudah berada di kantin perusahaan bersama teman wanitanya bernama Novi. "Nov, Pak Brata mau berhenti dari jabatannya jadi atasan." Kiara menyeruput minuman dihadapannya.

"Beneran??" Novi terlihat sangat terkejut. Kiara hanya mengangguk sebagai jawaban.

Saat sedang asik menikmati makanan pesanannya, tiba-tiba pandangan Kiara terhenti pada seseorang.

Brakk!!

"Weee!! Kaget gue!" Gerutu Novi saat Kiara memukul meja tempat mereka makan.

"Itu dia dasar cowok brengsek!" Kiara melangkah pergi seraya membawa minumannya.

Kiara menghampiri lelaki dengan kemeja putih itu. Dia adalah pria yang ditemuinya tadi pagi di kafe itu. Tuhan menjawab semua doa Kiara, kini dia benar-benar bertemu kembali.

Brassshh...

Dengan tenang, Kiara menyiramkan minuman berwarna merah itu pada lelaki itu.

"Hey!! Kau?!!" Lelaki itu menujuk ke arah Kiara dengan rahang yang mengeras dan tatapan tajam ingin sekali rasanya ia menampar wanita dihadapannya ini.

Kiara tersenyum sinis, "Apa ha? Itu memang pantas untukmu tuan paham egoisme!"

Baru hendak menariknya, dengan cepat Kiara pergi meninggalkan tempat itu.

*****

Kiara tertawa lepas, seakan dendamnya terbalaskan. "Lo jahat banget Ra." Kata Novi.

"Ck, lo gak tau betapa pedesnya mulut tu cowok ngehina gue depan banyak orang!" Ucap Kiara diakhiri tawa.

"Mbak Kiara," seorang pegawai lelaki menghampiri Kiara.

"Pak Brata minta mbak datang ke ruangannya." Kiara hanya mengangguk santai.

Langkahnya terhenti di sebuah lift yang menghubungkan lantai 1 dengan lantai 3 ruangan atasannya itu.

Tok...tok...tok...

"Silakan masuk," suara Pak Brata terdengar dari dalam ruangan.

Ceklek...

Saat pintu ruangan dengan dominasi warna putih itu terbuka, terlihat sebuah sosok yang tak asing bagi Kiara. Sosok itu perlahan menoleh dan bagai petir di siang bolong, Kiara sangat terkejut.

"Kau??!!"









Gimana nih gaes??
Udah mulai tertarik? Hehehe..

Jangan lupa teken bintang di bawah ya🧡

PUKIS MOZARELLA [END]Where stories live. Discover now