"5 menit yang lalu" Kata Deo.

"Oh" Jawab Laras sambil menoleh ke samping untuk melihat lawan bicara.

"Boleh duduk nggak ni?" Tanya Deo sambil melirik kursi kosong.

"Duduk aja kak" Ujar Laras yang mempersilahkan lelaki itu duduk.

"Kenapa? gue perhatiin kayak ada masalah."
Tanya Deo.

"Lagi gabut aja" Singkat Laras, sebab dia agak risih di beri pertanyaan mengenai masalah pribadi.

Deo yang sedari tadi menatap Laras sambil tersenyum penuh arti, baru cowok itu akan melontarkan pertanyaan bertepatan bel pertanda waktu istirahat telah usai berbunyi.

"Duluan kak" pamit Laras.

Deo hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum.

setelah Laras berlalu tanpa sadar ia mengucapkan"cantik".

[®®]

"Gila Ya ras, tega bener Lo sama kita. Dari mana Lo? kok Baru kelihatan upil lo" Cerocos Amel yang memang sedari tadi menunggu kedatangannya, saat melihat Laras baru tiba di dalam kelas langsung di wawancara ala Amel.

"Tadi gue ke toilet bentar Mel" Jawab Laras,
Ia melangkahkan kakinya menuju kursi samping Melisa.

"Aduh Laras, sebentar mu itu 20 menit.
Ngapain di sana? Oh gue tau pasti Lo ngintip toilet cowok ya." Ucap Amel.

Laras yang mendengar wawancara tidak bermutu pun,langsung menoyor kepala Amel pakai buku.

"Otak lo, kayak nya harus di cuci deh" Ujar Laras.

"Pakai apa Ras" Sahut Arin.

"Kotoran burung bapak gue" Ucap Laras.

"Ah nggak mempan, pakai pemutih baju aja biar bersih tu otak si karma" Ujar Melisa sambil ketawa.

"Jangan, ceburin aja sekalian ke neraka." Ucap Arin.

"Bangsat" Jawab Amel.
Ia langsung duduk dan diam, memperhatikan teman sekelas ketawa bersama seolah-olah puas melihat atas pembullyan ke tiga sahabat nya.

"Selamat siang anak-anak" Ujar Bu Agnes
Sambil masuk kelas Laras.

"Siang Bu" Sahut mereka serempak.
Ruangan X IPA 3 yang tadi rameh berubah jadi sunyi, Sebab mereka sangat takut melihat guru di depan tersebut.

"Baik silahkan buka hal 20 di buku cetak kalian masing-masing"Ujar Bu Agnes.

Dengan malas mereka membuka buku cetak halaman 20.

Melihat soal yang berjejer rapi di halaman buku, Membuat kepala Laras tiba-tiba berdenyut. Ya ini hari Selasa, pas jam terakhir pelajaran kimia.

perlu di catat Laras adalah gadis yang benci pelajaran kimia, apalagi jam terakhir itu lagi rawan-rawannya tidur siang.

"Gila soal macam apa ini" Protes Laras sambil melotot ke arah buku cetak dengan nada rendah.

Laras menoleh ke kanan hendak bertanya. "Sa Lo... astagfirullah"
Niat hati ingin memintak contekan tapi dia menemukan seorang siswa X IPA 3 tergeletak tak bernyawa dengan menelungkup kan wajah ke atas meja sebagai bantal.

Eh maaf maksud nya tidur ya gays emang dasar Laras mulutnya butuh di ruqyah wkwk...

"Ari udah selesai belum" Ucap Laras, yang sedang mentoel bahu Arin pakai pengaris.

Dengan terpaksa Arin menoleh ke belakang
Menampilkan si pelaku senyum Pepsodent.

"Ya ampun ras sehari nggak nyontek bisakan" Ujar Arin, sebab Laras selalu saja begitu apa-apa nyontek.

"Gini ya Ari anak papa Burhan, otak gue itu butuh refreshing tidur." Kata Laras sok serius.

"Iya semerdeka mu lah" Ucap Arin malas sebari memberikan buku latihan kimia dan langsung menghadap ke depan sebab kalau di ladenin bikin emosi.
itu adalah kata kunci Laras untuk menyontek Dari jaman SMP.

"Makasih Ari nya aku" Sahut Laras,
Yang mulai menyalin jawaban. Kenapa Laras ga tanya Amel ya percuma Amel 1112 sama Laras cuma bisa debat.

"Eh tikus Afrika, bangun nggak loh" Teriak Laras, Amel, Arin. Ketika kelas sudah mulai sepi.

Ya iyalah ini kan jam 01:30 waktunya pulang. Niat mereka mau pulang duluan tapi berhubung masih punya jiwa sosial yang tinggi, mereka sepakat membangunkan tikus Afrika tersebut.

"Zyan Masih ngantuk" Lirih Melisa, Dengan mata tertutup.

"Ini nih, keseringan halu yang ga bener.Mel bangunin tu bocah" Suruh Laras sambil mondar-mandir.

Amel yang Mendengar instruksi Laras pun
Langsung ke TKP eh maksudnya mendekat ke arah Melisa.

"MELISA" Teriak Amel.

Sedangkan Laras dan Arin sudah dulu menutup kuping mereka.

"Zyan Malik"Refleks Melisa berteriak.

"Dahlah cabut" Emosi Laras, memberi instruksi dua sahabatnya untuk pergi meninggalkan Melisa.

"Woy sohib laknat tungguin gue" Teriak Melisa sambil lari keluar kelas.

Mereka bertiga berjalan begitu saja tanpa berhenti, sebab Laras, Amel, Arin masih emosi dengan Melisa yang mempunyai tingkat halusinasi tinggi menyangkut Zyan Malik.

Semoga terhibur ya.

Makasih.

LARAS[Sudah Terbit]Where stories live. Discover now