0034. Eunola

3.1K 220 70
                                    

0034. Eunola

LAST PART 🙀

Jangan lupa komentar tiap paragraf!

Vote & follow Author NengKarisma

Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️

Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yang sudah terjadi dan pergi, biarlah berlalu. Yang datang bertandang biarlah menetap."-Arezta Jonh Ntaniel Diantoro

🥀🥀

"Jadi apa yang Nona Anye rasakan akhir-akhir ini?" dokter berwajah kaukasia itu bertanya seraya membaca catatan medis pasien.

"Semua terasa kembali normal. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena dilupakan."

"Itu pertanda bagus." Dokter itu melirik sang patner yang duduk tidak jauh dari tempatnya duduk. "Bukankah begitu, Nis?"

"Hm. Itu tandanya semua sudah berjalan dengan semestinya," ucap pria berperawakan tinggi tegap yang berprofesi sebagai psikiater.

"Saya dan Niskala akan mengevaluasi lebih lanjut untuk bulan depan. Apakah terapi-terapi yang sudah dilakukan memberikan efek jangka panjang atau sebaliknya."

"Baik, Dok." Suami dari si pasien menjawab.

"Sejauh ini, kepribadian Nona Anye sudah tidak muncul lagi. Itu menandakan jika kepribadian yang diciptakan sudah mulai menyatu dengan karakter utama," tutur dokter yang biasa disapa Dokter Bry.

"Hal ini benar-benar diluar prediksi," sahut pria yang tadi disebut bernama Niskala. "Nona Anye lebih cepat mengatasi kepribadian yang dia ciptakan. This is impossible. But, semua kembali ke tangan Tuhan."

"Hal itu mungkin juga terjadi karena dorongan positif dari lingkungan sekitarnya, Nis. Terlebih lagi saya juga bisa melihat jika tekad Nona Anye untuk sembuh sangat kuat," timpal Dokter Bry.

"Ya. Kita lihat saja perkembangannya bulan depan." Psikiater yang telah berjasa besar membantu pasien bersurai brunette itu berucap seraya tersenyum kecil. "Harapan saya, ini terakhir kalinya Nona Anye berkonsultasi. Kedepannya tidak lagi."

"Amin, Dok." Arez, pria yang merupakan suami pasien kedua dokter tersenyum tersenyum ramah sembari meng-aminkan.

Di sampingnya, sang istri juga tersenyum kecil mendengarkan penjelasan kedua pria yang sudah berjasa besar membantunya keluar dari gangguan mental yang dia alami.

Pengidap gangguan mental memang harus ditangani dengan baik dan benar. Semuanya memiliki waktu masing-masing dalam proses penyembuhan. Anye saja butuh waktu berbulan-bulan lamanya untuk meraih kesembuhan. Kendati demikian, pengidap mental disorder sejauh ini bukan beranti tidak bisa disembuhkan. Hanya saja menurut riset dan penelitian, gangguan ini akan tetap ada jika memang memiliki riwayat keturunan.

Asmaradahana (Lengkap)Where stories live. Discover now