0014. Ambiguitas

2.4K 223 232
                                    

0014 . Ambiguitas

Jangan lupa tingggalkan VOTE, KOMEN & FOLLOW AUTHOR. Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️

"Benar memang, sekali sudah berbohong pasti akan ada kebohongan-kebohongan berikutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Benar memang, sekali sudah berbohong pasti akan ada kebohongan-kebohongan berikutnya."-Arezta Jonh Nataniel Diantoro

****

Bugatti Divo berwarna hitam baru saja memasuki area parkiran sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. Orang-orang yang tengah beraktivitas di sana tentu dibuat terpana dengan kehadiran super car keluaran tahun 2018 tersebut. Body mobil yang full black tampak mengkilap elok ketika berhenti di parkiran.

Belum lagi ketika seorang pria rupawan berbalut jas maroon dengan dalaman kaos hitam keluar dari super car tersebut. Kaki jenjangnya terbalut bawahan jeans hitam dan sepasang sneekers Balenciaga. Terkesan semi formal, namun tetap sopan dan fashionable. Semerbak aroma dedaunan dan bunga-bungaan, seperti iris tercium bersama dengan kedatangannya.

Hari ini dia sengaja menggunakan parfum Creed Green Irish Tweed. Parfum tersebut tidak hanya membuat percaya diri karena bau semerbaknya, aroma dedaunan dan berupa-rupa bunga seperti iris bermanfaat untuk merilekskan indera penciuman. Parfum ini sangat pas digunakan saat memakai kaos jeans dan nuansa kasual.

Dia sengaja tidak memakai koleksi parfum lain yang aromanya lebih tajam dan semerbak, karena pagi ini dia akan akan berkunjung rumah sakit. Terlebih lagi, dia akan mengunjungi wanita yang tengah hamil muda. Semalam dia sudah membaca beberapa artikel dan healtpedia tentang ibu hamil. Dari sana dia mendapatkan informasi bahwa indra penciuman ibu hamil cenderung sensitif.

Penciuman yang sensitif itu juga dibarengi dengan mudahnya merasa mual. Bukan saja karena memikirkan indra penciuman yang sensitif, dia sendiri memang sering mual jika menggunakan parfum yang terlalu menyengat.

Sambil membenarkan letak sunglass hitam yang bertengger apik di atas hidung bangirnya, dia berjalan meninggalkan area parkiran. Di sebelah tangannya ada paper bag berisi keperluan yang Ibu dan bayi. Dia juga membeli beberapa buah organik dan makanan yang baik dikonsumsi oleh Ibu hamil.

Bibir kissable-nya melengkung membentuk garis kurva yang menimbulkan sebuah senyuman. Akan tetapi, kali ini bukan jenis senyuman nakal atau menggoda yang dilancarkan kepada para wanita. Melainkan senyum tulus, karena hatinya merasa senang bisa kembali ke tempat ini. Beberapa hari belakangan dia harus off berkunjung karena job desk yang menumpuk. Sekarang dia bisa datang karena job desk itu sudah lumayan berkurang.

"Selamat pagi," sapanya ringan saat memasuki ruangan yang biasa dia kunjungi. Ruang Naratama nomer dua kosong delapan.

Akan tetapi, bukannya wanita muda bersurai brunette yang dia temukan, melainkan seorang perawat yang tengah merapihkan hospital bed.

Asmaradahana (Lengkap)Where stories live. Discover now