004. Reaktif

2.9K 295 165
                                    

004. Reaktif

Jangan lupa vote, komentar, follow dan share cerita ini biar semakin banyak yang baca

Jangan lupa vote, komentar, follow dan share cerita ini biar semakin banyak yang baca❣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Setiap manusia memiliki dua sisi yang presisi. Salah satunya tak bisa dihindari ataupun dijauhi."--Geuslline Anyèlir

🥀🥀

Gemercik air yang mengalir dari shower jatuh menghujani tubuh di bawahnya. Air dingin itu mengguyur deras tiada henti. Membuat tubuh di itu semakin meringkuk bak janin di dalam rahim. Menggigil kecil, sambil menggigit bibirnya keras agar rintihan tidak lolos sedikitpun. Sesekali air dingin itu menggenangi pelupuk mata, bertemu dengan aliran air asin yang menjalari pipi.

Entah berapa lama air dingin itu mengguyur. Tubuh ringkih itu mulai membiru karena kedinginan. Bibirnya pucat, iris kehijauan itu tampak kosong di sela-sela pelupuk mata yang enggan menutup. Jika pelupuk matanya menutup, maka akan banyak kilatan kejadian yang tidak ingin dia ingat-ingat lagi.

"Anye!"

Dia mendongkrak, memperlihatkan wajah pucat. Rambut sebahunya sudah basah terkena air shower. Iris hijaunya yang tampak kosong menatap sosok yang tengah berdiri di ambang pintu kamar mandi.

"Kamu kenapa, Nye?" Kaget wanita berpakaian formal khas pekerja kantoran tersebut. "Nye, kamu bisa dengar kakak, 'kan?"

"Nye, Anye?!" Panggil wanita itu lagi, setelah mematikan shower yang membasahi tubuh ringkih tersebut.

"Mas Haris. Mas, tolong. Mas!" Panggil wanita itu lantang.

Tangannya sudah terulur untuk memeluk tubuh ringkih yang tidak bersuara barang sedikitpun. Hingga sosok pria tegap yang berpakaian kantoran muncul di ambang pintu sambil menatap lawan bicaranya shock.

"Anye kenapa?"

"Mas, tolong bantu angkatin Anye dulu. Kita harus bawa dia ke dokter," jawab sang istri.

"Iya."

Pria itu berjalan mendekat, lalu mengambil alih tubuh mungil di hadapannya. Tatapan gadis itu kosong. Tubuh ringkih bergetar hebat, serta bibir pucat merintih kecil.

Dia Anye, gadis yang kehormatannya telah direnggut tanpa sadar. Tragis, karena kejadian itu dia ingat sama sekali. Padahal tidak ada setetes pun minuman beralkohol yang berhasil melewati tenggorokan. Anye tahu jika semalam bukan dirinya yang berbicara dengan pria asing tersebut, melainkan Geul. Kepribadian lain yang tinggal di dalam raganya.

"Adik saya kenapa, Dok?" Tanya wanita berambut sepunggung itu dengan nada risau.

"Tenang, Ta. Anye pasti baik-baik saja," ujar sang suami menenangkan.

"Bapak dan ibu keluarga pasien?" Wanita berhijab cream itu bertanya balik.

"Iya. Saya kakaknya, Dok. Adik saya kenapa ya?"

Asmaradahana (Lengkap)Where stories live. Discover now