Anis yang masih syok dan tak menyangka pun hanya diam menatap Dino. Setelah Dino berpamitan polisipun langsung membawanya kekantor polisi.

Fano berbalik badan mendapati Nisa yang sudah daritadi ketakutan sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Nisa"panggil Fano lirih lalu mendekati Nisa perlahan

"Jangan, jangan deketin gua fan jangan"ucap Nisa menangis lagi

Fano tak menghiraukan ucapan Nisa, dia tetap mendekati Nisa dan berusaha memeluknya namun dia didorong oleh Nisa

"Jangan sentuh gua fan gua kotor hiks gua dah kotor"tangis Nisa semakin meledak

"Sasstt hey"Fano sekali lagi mencoba memeluk Nisa dengan erat

Nisa yang sudah tidak punya daya itupun hanya bisa diam dan menangis

"Maafin gua fan"Nisa menangis dipelukan Fano

"Lu gaperlu minta maaf, lu gasalah sa lu gasalah"Fano menenangkan Nisa

Sakit hati Fano serasa dibakar melihat kondisi kekasihnya seperti ini

"Gua takut fan, gua takut hamil"ucap Nisa lirih

Fano menangkup wajah Nisa, menghapus air matanya

"Gua janji, apapun yang bakal terjadi gua bakal tanggung jawab"ucap Fano dalam

"Tapi..."

"Ssssttt gapapa"Fano kembali memeluk Nisa erat

Fano mencoba lebih menenangkan Nisa lagi. Sedikit demi sedikit Nisa sudah mulai tenang.

"Aku masih ganyangka semuanya jadi kaya gini. Aku benci banget sama kalian"ucap Anis menatap Adi tajam

"Anis, jangan bilang kaya gitu. Mereka yang udah rawat kamu sampai sekarang" ucap Wulan yang berdiri dibelakangnya

Anis berbalik badan dan menatap Wulan

"Ma.. mama?" Panggil Anis pelan

Wulan yang mendengar itupun langsung menangis terharu, ini yang dia tunggu-tunggu. Bertemu dan dipanggil mama oleh anak yang dia tinggal dulu karna tak sanggup merawat. Wulan langsung memeluk Anis dengan erat. Anis pun membalas pelukan Wulan.

"Maafin mama dulu tinggalin kamu sayang maafin mama"ucap Wulan mengelus kepala Anis

Anis hanya bisa menangis dipelukan mamanya. Adi dan Sarah hanya diam melihat itu, mereka tak tau harus berbuat apa.

"Ini yang aku takutkan selama ini, semuanya terbongkar"ujar Adi

"INI SEMUA KARNA ANDA TUAN ADITAMA"sahut Fano berdiri dan menghampiri Adi

"Karna ulah anda saya, adik saya dan bahkan kekasih saya kena imbasnya. Jangan mentang-mentang anda punya uang, anda pintar, anda berulah apapun yang anda mau sampai terjadi hal seperti ini. Menelantarkan mereka dan membuat mereka hidup susah. Wawww hebat"Fano bertepuk tangan

"Fano papa min..."

"Minta maaf? Anda mau minta maaf? Tidak semudah itu tuan Aditama. ANDA SUDAH BANYAK MEMAKAN HATI. Anda punya hati tapi tidak punya otak. Anda berperilaku seolah-olah anda pintar tapi nyatanya bodoh"

"Fano jaga bicara kamu, itu sangat kasar"

"Sekasar apapun saya, lebih kasar anda sampai menculik,memperkosa, menelantarkan seorang ibu dan anaknya. Sekasar apa hati anda sampai tega membuat anak anda yang menanggung semua hasil kebodohan anda tuan Aditama!"

"Fano"panggil Sarah

"Mama diam, mama juga salah tapi Fano tau mama juga korban. Kesalahan mama kenapa masih saja menerima dia buat jadi suami mama? Kenapa juga mama ga kasih tau kekita dari awal? Ma, mama udah dihianati sama dia tapi kenapa mama masih mau sama dia" tanya Fano

Cold Ketua Basket (END)Where stories live. Discover now