-DYF 006

5K 386 17
                                    

"Titik akhir dari sebuah cerita adalah kenangan, entah sedih atau bahagia, kita harus menerimanya."

-Nazira-

"Impianku adalah memilikimu, tetapi realitaku adalah mengikhlaskanmu."

-Devano Dirgantara-

🍀 🍀 🍀

pukul 23.45 malam ini Devano sedang menyelesaikan berkas-berkas kantor di ruang keluarga, dengan Arshaka yang sudah tertidur pulas disampingnya, sudah dua jam lamanya Devano duduk dengan setumpuk kertas dihadapannya, ia masih enggan beranjak untuk istirahat atau sekedar memindahkan Arshaka kekamar, akhir-akhir ini ia memang terlalu sibuk apalagi harus menjaga Arshaka sendiri karna bu Sarah belum juga pulang dari luar kota, ditambah dengan kegiatan sekolah dan tugas kantor membuatnya benar-benar pusing.

Oeeekkk....oeeekkk....

Suara tangis bayi itulah yang akhirnya menghentikan pekerjaannya dan beralih mengurus sang anak Arshaka yang tengah menangis.

"yahh ngompol lagi ni bayi." Gumamnya lalu berjalan menaiki tangga ke kamar dan mengganti baju serta popok anaknya.
Setelah selesai ia lalu ikut merebahkan tubuhnya disamping Arshaka.

Saat ia hendak tertidur suara dering hpnya berbunyi, panggilan suara dari Sang Kakek lah yang tertera pada layar hanphonenya, saat ini kantin tengah ramai oleh siswa-siswi yang sedang mengisi perutnya dengan berbagai makanan yang ada, sama halnya dengan anggota inti Warrior, yaitu Devano, Edgar, Elang, Altair, Kenzi, dan juga Darren yang sudah kembali kesekolah, tak lupa juga Arshaka kecil yang beberapa hari ini selalu ikut Devano ke sekolah, mereka semua bercanda ria mulai dari membahas hal-hal aneh, lucu, serta ke konyolan satu sama lain.

"heh kalian inget gak waktu Elang nangis karna disuruh makan buah naga pas mos?" Ucap Kenzi.

"iya inget gua, ngakak banget lu, mana didepan satu sekolah lagi. " sambung Darren.

"apa sih gak ada ya!" Sewot Elang.

"Gak usah sok lupa, dari dulu juga lo takut sama buah naga." Ingat Deva.

"gak ada gue gak takut."

"yakin lo udah gak takut?" Tanya Altair.

Elang hanya diam karna sebal dengan mereka yang mengungkit masa lalu yang sangat-sangat memalukan itu, karna bagi Elang buah naga itu menakutkan karna ia pernah tersedak saat memakan buah naga sampai wajahnya memerah, maka dari itu ia sangat anti dengan buah naga.

Jam pulang sekolah telah tiba, semua murid bergegas untuk pulang, begitu juga dengan Devano dan anaknya.
Tetapi sebelum ia dan Arshaka menaiki mobil, suara teriakan Elang yang seperti toa itu menghentikannya.

"WOYY BANG DEVAAA, NEBENG DONG GUE GAK BAWA MOTOR." teriaknya sambil berlari menghampiri Devano.

"gak, gue mau kerumah sakit dulu."

"ngapain kerumah sakit? Ada yang sakit emang?"

"Arshaka mau imunisasi."

"yaudah gue ikut, ntar pulangnya sekalian lewat depan komplek gua."

"gak kalo gue ngajak lo ribet entar."

"seperti kata lo ke Nazira, gak ada penolakan, gue nebeng." Ucapnya lalu memasuki mobil dengan wajah tanpa dosa.

Daripada ribet Devano akhirnya mengajak serta Elang kerumah sakit untuk menemui Mama Anita atau mamanya Edgar, sesampainya dirumah sakit, ia langsung saja masuk keruangan Mama Anita bersama Arshaka dan Elang, karna sebelun itu ia sudah membuat janji dengan Mama Anita.

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiWhere stories live. Discover now