"Nggak usah."

"Cih. Yakin, udah bisa jalan? Kalau jatuh, jangan minta tolong sama saya, ya." Ergi membuang muka.

Laura mengabaikan Ergi. Dia meninggalkan ruang perawatan dan perlahan berjalan menuju ruang kerjanya sambil menyeret infus. Di depan pintu, Laura sadar bahwa dia tidak memiliki kunci. Dia mendecak kesal, berhenti sejenak untuk berpikir ada di mana kunci ruangannya. Laura baru ingat, Ergi memanggilnya dengan dalih ada emergency dan Laura segera keluar lalu mengunci pintu ruang kerjanya. Kemudian dia kolaps di pantry. Berarti, ada seseorang yang memungut kunci itu.

"Nggak bisa masuk, kan?"

That annoying voice again. Laura memutar kepalanya. Tahu-tahu Ergi muncul di hadapannya, memamerkan kunci ruang kerja Laura.

"Kenapa ada di kamu?" tanya Laura gusar.

"Kamu kolaps, kuncimu jatuh. Ya, saya ambil." Ergi menyahut. "Daripada diambil orang lain yang kemudian ngobrak-ngabrik ruang kerja kamu dan barang-barang pribadi kamu, kan? Laura, what secrets do you have?"

Wajah Laura memucat. "Kamu ngapain di ruang kerja saya?"

Ergi menyeringai. Laura menatapnya tajam. Setelah beberapa detik, Ergi tertawa. "Duh, kamu itu lucu banget, sih? You know, you look cute when you are angry."

Ergi berjalan satu langkah, mendekatkan wajahnya pada Laura.

"Tapi, jangan marah-marah melulu." Ergi meraih tangan Laura dan meletakkan kunci itu di atas telapaknya. Laura tercengang. Sebelum dia sempat berkata apa-apa, Ergi sudah membalikkan badan dan pergi. Laura membuka pintu ruang kerjanya dan duduk di atas ranjang pemeriksaan. Dia memandang berkeliling. Tidak ada yang berubah. Posisi ponselnya di atas meja masih sama ketika dia meninggalkannya. Demikian juga tas, jurnal dan setumpuk laporan pasien. Sepertinya Ergi memang tidak menggeledah ruang kerja Laura. But, can she trust him?

Laura mengambil ponsel dan mengusap layarnya. Tidak ada pesan dari rekan-rekan kerjanya di rumah sakit. Tentu saja, karena mereka semua pasti sudah tahu bahwa dia kolaps di pantry gara-gara usus buntu. Hanya ada dua pesan masuk.

Aimee
Ci Laura, gimana keadaannya pagi ini? Aku mampir sebentar, ya, sebelum ke kantor.

Pesan itu dikirim Aimee tadi pagi.

Tante Rena
Laura, kata Aimee kamu masuk rumah sakit karena usus buntu? Gimana keadaan kamu? Besok siang Tante ke Jakarta, ya. Nunggu Om pulang dari luar kota.

Pesan itu dikirim tadi Tante Rena kemarin malam. Kedua mata Laura melebar. Dia tidak ingin bertemu Tante Rena. Dia tidak ingin bertemu Aimee. Dia tidak ingin bertemu siapa-siapa saat ini. Cepat-cepat Laura membalas.

Laura
Nggak usah, Tante. Aku baik-baik saja. Besok udah mulai kerja lagi.

Laura terpaksa berbohong. Keadaannya memang baik-baik saja, tapi untuk kembali bekerja menjalani berjam-jam operasi besok, rasanya mustahil.

Tante Rena
Kamu yakin, Lau? Kamu sendirian di sana, nggak ada yang nemenin.

Laura
Aimee nemenin aku, kok.

Lagi-lagi, Laura berbohong. Technically, Aimee was there, meskipun hanya sebentar-sebentar lantaran Laura memintanya untuk pulang atau tidak menghiraukannya.

Tante Rena
Aimee nemenin? Kok, dia nggak cerita?

Laura
Iya, Aimee nemenin. Anyway, makasih Tante udah nanyain keadaan aku. Tapi, aku baik-baik aja. Aku rapat dulu, ya. Salam buat Om.

Laura meredupkan layar ponselnya dan menarik napas dalam-dalam. Mendadak dia ingat sesuatu. Dia meraih ponselnya lagi dan mengirimkan pesan untuk Aimee.

Laura
Aimee, kalau mamamu nanya, bilang aja kamu nemenin aku, supaya dia nggak khawatir.

Laura menatap layar ponselnya, menunggu jawaban dari Aimee.

Aimee
Ci Laura mau aku ke sana?

Laura
Nggak usah. Tapi, kalau ditanya mamamu, bilang aja kamu nemenin aku. Aku nggak mau dia khawatir. Oke?

Aimee
Oke, Ci.

Baru saja Laura meletakkan ponselnya di atas meja, ada sebuah pesan lagi yang masuk.

Aimee
Tapi, Ci Laura keadaannya gimana sekarang?

Laura
I'm fine. Aku rapat dulu, ya.

Aimee membaca pesan itu dan tidak membalasnya lagi. Laura sudah bisa membayangkan reaksi Ergi jika tahu dia menolak kunjungan-kunjungan dari keluarganya. Di saat sakit dan tidak berdaya, Laura masih saja memilih untuk sendirian. Aneh, memang. Tapi, mau bagaimana lagi? The only life she understands is a life full of loneliness.

~

SINCERELY (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora