⭐Bab 21⭐

118 23 10
                                    

⭐

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Hari-hari berlalu seperti biasa. Hinata melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, sebagai model dan juga desainer. Kegemarannya pada dunia fashion menjadikan ia mengambil langkah baru. Beberapa karya yang sudah berhasil ia launching kan ternyata diminati oleh masyarakat, terutama bagi para muslimah.

Mereka senang Hinata mengeluarkan brand-nya sendiri dengan nama Hana yang berarti bunga.

Setiap muslimah seperti bunga. Perlu dijaga dan dirawat. Namun, bukan sembarang orang bisa menjaga dan merawatnya. Butuh seseorang yang tulus serta ikhlas yang mau menerima apa adanya. Begitulah konsep yang Hinata miliki untuk produk terbarunya.

Terkadang perjalanan hidup memang memberikan sebuah pelajaran. Ia sudah mengalami banyak hal tentang itu, khususnya dalam hal memilih pasangan.

Berbicara tentang pasangan, pasti seorang wanita yang sudah berusia matang untuk ke jenjang lebih serius akan memikirkan hal itu. Menikah, menjadi penyempurna separuh agama. Siapa yang tidak ingin menikah? Hinata pun menginginkan hal tersebut. Namun, memilih calon pendamping tidak boleh sembarangan dan asal-asalan.

Pernikahan harus terjadi satu kali seumur hidup.

Memikirkan hal itu, Hinata menghela napas lelah ketika kedua pria yang saat ini mendekatinya terus meneror tanpa henti. Ternyata usaha mereka untuk mendapatkan hatinya sungguh luar biasa.

"Jadi sudah ada keputusan siapa yang ingin kamu terima? Jangan-jangan kamu belum move on dari Naruto? Siapa sangka dia datang lagi dan melamar mu?" Ino terbahak melihat wajah heran dari sahabatnya juga teringat perjuangan Naruto untuk kembali mendapatkan hati sang mantan.

Hinata memutar bola mata bosan yang membuat Ino tidak bisa berhenti tertawa. Annisaha yang baru saja masuk ke ruangan terkejut mendengar suara wanita barbie itu. Dahinya mengerut dalam penuh tanya apa yang terjadi.

"Assalamu'alaikum, Ya Allah sampai kaget. Ino kenapa kamu tertawa seperti itu? Astaghfirullahhaladzim." Annaisha menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuannya.

"Wa'alaikumsalam, Eonnie. Astaghfirullah, maaf aku sedang menggoda Hinata," jujurnya sedikit meredakan tawa.

"Wae?"

"Dia bingung menentukan jodohnya." Seketika Hinata melebarkan pandangan. Annashia tersenyum lembut lalu duduk di samping wanita penyuka lavender itu.

"Hinata, jika berat bagimu untuk memilih siapa yang terbaik di antara mereka. Mintalah petunjuk sama Allah. Salat istikharah lah, minta yang terbaik Allah pasti memberikan jalan," nasehatnya, Hinata mengangguk senang.

InstaJrah (Instagram Hijrah)Where stories live. Discover now