TXC | 6

64.4K 6.8K 446
                                    

Mauretta baru saja selesai mandi saat bel rumahnya berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mauretta baru saja selesai mandi saat bel rumahnya berbunyi. Ia malas sebenarnya, namun karena tak ada orang lain selain dirinya di rumah, akhirnya gadis itu terpaksa mengayunkan langkah menuju pintu utama.

"Kakak?" Mauretta cukup terkejut melihat sosok Kevin yang sudah berdiri di hadapannya, dengan membawa kantung plastik besar di tangannya.

Kevin menarik Mauretta ke dalam pelukannya, dan mengecup puncak kepala gadis itu. Lalu, mereka pun masuk ke dalam rumah.

"Kakak bawain makanan," ucap Kevin. Ia menuntun Mauretta menuju ruang makan, lalu membongkar kantung plastik yang dibawanya. Mata Mauretta langsung berbinar saat melihat logo restoran Italia kesukaannya.

"Banyak banget," gumamnya, membuat Kevin tergelak.

"Nggak cuma buat kamu aja, Sayang. Om sama Tante ke mana?"

"Bandung," jawab Mauretta. Gadis itu ikut membantu Kevin membuka semua makanan yang dibawa laki-laki itu, lalu memanaskannya dengan microwave.

"Baru berangkat?" Mauretta mengangguk. "Tadi siang, Mama telepon. Katanya lusa baru pulang."

Laki-laki itu menyusul Mauretta dan membantu gadis itu membawa makanan yang sudah dihangatkan kembali ke meja makan. "Kakak bawa kebanyakan kayaknya. Kakak pikir, Om sama Tante di rumah."

"Ya udah, buat aku aja semua," jawab Mauretta, membuat Kevin tergelak. Gadis itu, kalau sudah menyangkut makanan Italia, seolah lupa dengan usahanya menjaga bentuk tubuh agar tetap ideal.

"Hasil home workout-nya hilang, dong?" tanya Kevin.

"Nggak papa, besok olahraga lagi."

Kevin mencubit pipi Mauretta gemas. "Kakak lebih suka yang chubby."

"Aku lebih suka yang tirus," balas Mauretta. "Besok diet lagi, nggak mau tahu."

"Besok Kakak bawain Italian food lagi."

Mauretta memukul lengan Kevin kesal. "Jangan! Nanti aku nggak diet-diet!"

"Dibilangin nggak usah diet." Kevin masih tak mau kalah. "Kakak nggak mau ya, kamu sakit."

"Pokoknya mau diet."

"Nggak usah diet, Retta." Kevin mulai mempertajam nada bicaranya, seolah memberitahu Mauretta bahwa dirinya benar-benar serius. "Nanti sakit."

Mauretta memutar matanya jengah. "Iya, iya. Nggak jadi diet," ujarnya berbohong. Besok, Mauretta jelas akan diet. Ia akan melipatgandakan home workout-nya, serta mengurangi porsi makannya menjadi setengah. Mauretta yakin, besok pagi beratnya pasti akan naik setelah makan makanan yang dibawakan Kevin.

Kevin menatap Mauretta dengan mata memicing. Bukan satu dua hari Kevin mengenal Mauretta. Sudah lima tahun, dan ia tahu kapan Mauretta sungguh-sungguh dengan ucapannya atau tidak.

TOXIC ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang