Sudah satu minggu sejak Mauretta dan Kevin resmi berpisah.
Mauretta merasa jauh lebih bebas. Ia bisa pergi kemana pun yang ia mau, melakukan apapun yang ia suka, bahkan mengobrol dengan siapa saja yang dulu sempat dilarang Kevin.
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Mauretta meminta putus pada Kevin. Sudah berkali-kali. Namun biasanya, Kevin tak pernah menyetujui. Entah apa penyebabnya laki-laki itu mengiyakan kali ini. Mauretta awalnya cukup was-was, ia takut Kevin melakukan sesuatu yang nekat. Tetapi sejauh ini, tak ada tanda-tanda Kevin kembali mengganggu hidupnya.
Tiga hari pertama, Mauretta memang menangis setiap malam. Namun setelah itu, ia mulai terbiasa dengan ketidakhadiran Kevin— meski belum berhasil melupakan laki-laki itu seratus persen.
"Rel, ntar pulang mau nge-mall, nggak? Shopping," ajak Mauretta. Aurel pun langsung mengangguk setuju.
"Mentang-mentang udah lepas dari Kak Kevin lo ya," cibir Aurel.
Mauretta tertawa kecil. "Gue nggak pernah ngerasa sebebas ini. Gue bahkan lupa kapan terakhir kali gue keluar rumah tanpa power bank."
Aurel terkekeh. "Iya juga, sih. Lo kemana-mana bawa dua, cuy. Eh, password social media lo udah lo ganti semua?"
Mauretta mengangguk. "Pas gue putus, malemnya langsung gue ganti. GPS juga gue matiin."
Kevin memang benar-benar memantau dan mengatur kehidupan Mauretta. Ia tak pernah menoleransi adanya alasan baterai ponsel yang habis, hingga Mauretta harus membawa dua power bank sekaligus. Media sosial Mauretta seperti Instagram dan Tik Tok pun juga harus Kevin pegang. Tak hanya itu saja, Kevin juga selalu memantau kemana Mauretta pergi melalui GPS ponsel gadis itu yang menyala dua puluh empat jam.
Saat ini, keduanya sedang berada di kantin, menikmati makan siang mereka. Aurel dengan nasi sup iga dan es jeruk manisnya, Mauretta dengan batagor pedas dan jus mangganya. Keduanya menikmati makanan mereka sambil bersenda gurau, membicarakan banyak hal— salah satunya keposesifan Kevin dan putusnya Mauretta dengan laki-laki itu.
"Ortu lo udah tau kalo lo putus?"
Mauretta menggeleng. "Gue belum sempet ngomong. Mereka masih di luar negeri. Ntar aja deh, tunggu pulang baru gue ngomong."
"Shock banget pasti," ujar Aurel. "Dua tahun lo pacaran, tiba-tiba putus."
Mauretta mengedikkan bahunya. Biar itu jadi urusan belakangan.
***
Setelah mengelilingi dua mall sekaligus, Mauretta akhirnya tiba di rumah pukul sembilan malam. Ia diantar oleh Aurel dan supir pribadinya— mengingat dirinya telah melakukan pemutusan kontrak kerja dengan supir pribadinya, alias Kevin.
Begitu masuk ke dalam rumah, Mauretta dibuat terkejut dengan kehadiran kedua orang tuanya— Sanjaya dan Alisha, di ruang tengah. Mereka berdua tampak begitu serius membicarakan sesuatu, sampai-sampai tak ada satu pun yang sadar akan kepulangan Mauretta.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC ✓ [TERBIT]
Teen Fiction‼️PART SUDAH TIDAK LENGKAP ‼️ Pre order: 1 Agustus 2022 - 15 Agustus 2022 Ini kisah tentang Mauretta, gadis 17 tahun yang harus terjebak dalam hubungan toxic dengan Kevin, laki-laki posesif yang dominan dan pengatur.