(28) Akhirnya Pindah

107 17 2
                                    

—Happy reading—

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Yang dimaksud dengan masa percobaan untuk Areta serta Azril adalah, ketika Jaehyun dan Feira sudah harus berangkat ke Semarang untuk pindah, Jaehyun tidak akan meninggalkan kedua anaknya sendirian tanpa pengawasan. Mereka akan tetap dalam pengawasan sang Ayah meski pria itu sudah tak bisa secara langsung lagi mengawasi, tapi media CCTV yang akan dipasang di seluruh penjuru rumah adalah caranya. Areta sudah mau menolak mentah-mentah, apalagi Azril. Apa sih, segala pakai CCTV segala? Mereka sudah bukan lagi anak kecil. Bukan bocah yang kalau tanpa pengawasan akan berbuat macam-macam. Tidak bebas, merasa di kekang, semua pergerakannya selalu terekam kamera.

Tapi, Areta dan Azril tak bisa berbuat banyak. Mereka sudah mau menolak tadi, tapi sang Ayah juga mengancam kalau mereka tak ingin rumah dipasang CCTV maka gantinya selama masa percobaan itu Ayahnya akan mengirim orang tuanya — berarti itu nenek dari pihak Ayah — ke rumah. Tinggal bersama neneknya selama satu bulan penuh. Jelas itu akan jadi lebih buruk lagi. Nenek dari pihak Ayahnya itu meski baik banget, tapi juga tegas banget. Kalau beliau bilang tidak, ya itu akan mutlak tidak. Kalau dilanggar, sudah pasti dapat ceramah panjang kali lebar. Mengingat dirinya dan Azril yang kadang suka tak bisa diatur dan tiba-tiba kumat gilanya, sudah pasti nenek akan bertindak. Mengadu pada Ayah mereka, lalu mereka akan langsung dikirim dari Jakarta ke Semarang. Kalau saja bukan karena Azril yang iseng menjegalnya dan membuat larutan HCL itu pecah, mereka tak akan mempunyai nasib seperti ini.

Maka, kedua kakak beradik itu terpaksa menerima usul sang Ayah. Dengan memasang CCTV diseluruh penjuru rumah, kecuali di kamar mandi.

Malam ini rumah sepi, hanya ada Areta dan Azril saja. Kedua orang tuanya sedang berkunjung ke rumah nenek dan kakeknya dari pihak Bunda, lalu ke rumah nenek dari pihak Ayah. Katanya mau berkunjung sekalian pamit karena besok sudah harus pindah ke luar kota. Sudah sejak sore tadi, dan yang bisa ia lakukan selama itu adalah berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun. Bagaimana tidak, tangannya saja masih sakit jika harus memegang sesuatu. Paling kalau iya terpaksa melakukan sesuatu menggunakan tangannya, Areta akan melakukannya penuh kehati-hatian. Miris sekali bukan. Semua karena Azril, adik laknatnya.

"Kak?" Suara Azril terdengar bersamaan dengan suara ketukan pintu kamarnya.

"Masuk."

Seperti yang diperintahkan, Azril membuka pintu kamar berwarna putih itu lalu berjalan mendekat kearah dirinya yang tiduran di atas kasur.

"Tangannya masih sakit?"

Areta menatap heran pada Azril. "Kenapa emang? Mau minta dibikinin makanan?"

"Suudzon mulu, ih!" Adiknya itu berdecak kecil. Lalu duduk di tepi tempat tidur. "Sini gue lihat."

"Kesurupan setan apa adek gue ini?"

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang