Mungkin akan ada sebagian orang yang menganggap ini adalah hal yang remeh. Tapi tidak bagiku. Setelah aku tahu segalanya, aku merasa ingin terus bersembunyi dibalik selimut sembari memeluk bantalku. Disana, aku tumpahkan seluruh air mataku yang padahal akan terbuang sia-sia.
Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri. Akan menangis jika sedang sendiri, ketika mengingat tentangnya. Sebenarna untuk apa aku menangis, sedangkan dia bahkan tidak akan pernah tahu jika aku selalu menangisinya.
Seperti inikah rasanya mencintai dalam diam?
Nahasnya, dia juga telah memiliki cinta lain di hatinya.
Sungguh. Apakah aku akan menjadi manusia paling menyedihkan di dunia ini hanya karena satu orang yang aku cintai telah memiliki pujaan hati? Dan bolehkah aku berpura-pura tegar bahkan ketika aku tak berdaya?
Kurasa, Tuhan sedang mengujiku. Seberapa kuatkah aku akan bertahan pada hal ini. Hingga kini, mencintaimu seperti memeluk pohon kaktus. Ada beribu duri disana yang akan meninggalkan bekas luka. Dan aku bodoh, harus mencintaimu.
Dan saat ini, aku tidak ingin melupakan kenangan kita. Melainkan aku ingin mengingatnya tanpa ada rasa sakit disana.
YOU ARE READING
Sebuah Rasa dan Luka
Short StoryAndaikata mengatakan aku jatuh cinta itu semudah aku menulisnya di atas kertas. Tapi ternyata tidak semudah yang aku pikirkan. Aku mencintainya tetapi waktu tidak mengijinkan aku untuk mengungkapkannya. Sampai aku tahu bahwa sang waktu memberikan fa...