-Tempat gelap-

37 26 3
                                    

"Cepat bawa dia ke tempat itu." Suruh seorang wanita kepada dua orang laki-laki berbadan besar untuk membawa seorang gadis yang tengah tertidur lelap di kasur.

"Baik."

Seperti sudah berpengalaman mereka menyusuri jalan masuk rahasia ke "tempat itu" tanpa panduan dari sang penyuruh. Seseorang dari mereka mencoba memindahkan satu buku yang berada di tengah buku lainnya, dan memasukkan dua buah uang logam ke sebuah patung kecil berbentuk kucing. Tiba-tiba rak buku terbelah menjadi 2.

Sebuah terowongan gelap dan panjang terbuka di balik rak buku tersebut. Mereka pun berjalan memasuki lorong gelap itu. Baru 3 langkah mereka masuki, tiba-tiba lampu-lampu di sekitar menyala dengan sendirinya. Kini terowongan menjadi terang.

Disisi lain si wanita penyuruh masuk ke kamar mandi dan mulai berendam dengan air bunga. Seakan tak takut hal yang tak diinginkan akan terjadi pada putrinya yang sedang dibawa oleh para pengawalnya tadi.

Brissila berdehem. Memutar otaknya -memikirkan apa yang harus ia lakukan pada orang yang telah mencoreng nama baiknya, sehingga kali inipun ia jadi bahan pembicaraan oleh para orang tua murid.

"Grisly? Agatha? Kenapa ya Grisly melakukan hal itu pada Agatha tanpa memberitahu diriku? Dan seingatku, aku tak pernah menyuruh Grisly untuk melakukannya." Ia mencoba mengontrol emosi nya karena kesalahan anaknya.

"Dasar Grisly. Akhirnya pasti dia akan ketahuan bukan? Seharusnya dari dulu aku memberikannya sedikit pelajaran untuk kepribadiannya yang tak bisa mendengarkan itu." Grisly mendecak kecewa. Lalu membawa wine yang sudah disiapkannya di samping bathtub.

"Jadi.., sekarang apa hukumannya?" Grisly tersenyum menakutkan. Melanjutkan kembali aktivitasnya.

***

"A-aku sudah menceritakan semuanya." Ucap Grisly pada ibunya setelah menceritakan apa yang dilakukannya kemarin.

"Oh, bagus." Sahutnya.

"Tapi Mama ini dimana!?"

"Kenapa aku ada di tempat seperti ini!! Aku.., aku takut. Sangat takut.., benar-benar sangat takut.., disini dingin.." Dengan pandangan tak menentu, Grisly mengusap-usap tubuhnya yang merinding ketakutan. Kemudian ia mendekat kearah Brissila, bermaksud memeluk ibunya.

Brissila dengan kuat menghempaskan anaknya tepat satu inci sebelum memeluknya. "Kamu bukan anakku!!. Anakku tak pernah membuat kesalahan seperti ini!!" Bentak Brissila karena mengingat ucapan-ucapan para ibu di sekolah, hingga membuat putrinya meneteskan air mata.

Entahlah apa yang di ucapkan Brissila sekarang, tapi Grisly ingin segera keluar dan melimpahkan semua kekesalannya pada bantal guling di kamarnya. "Bukankah mama akan mengeluarkanku setelah aku mengatakan semuanya!?"

"Hah! Kapan aku mengatakan itu?"

"Ma-maksudnya?"

"Tadi mama jelas-jelas bilang seperti itu dihadapanku." Grisly meminta penjelasan.

"Diam lah disini terus. Sampai kamu bisa sepertiku yang tak pernah membuat kesalahan." Ucap Brissila dengan percaya diri.

"Oke.., aku, aku gak akan bu-buat kesalahan! Gak! Gak akan pernah buat kesalahan!" Napas Grisly sesak, rasanya ia tak dapat menahannya lagi jika ia terus berada dalam ruangan tertutup seperti sekarang dan bermain kata dengan ibunya.

"Beneran?"

"I-iya aku janji. Ja-jadi tolong jangan biarkan aku disini. Keluarkanlah aku dari sini.., aku mohon.., hiks"

"Karena kamu sudah berjanji kamu boleh keluar."

"Bawa dia ke kamarnya." Suruhnya pada dua orang tadi.

AgathaWhere stories live. Discover now