0025. Fatamorgana

Start from the beginning
                                    

Seulas senyum tampak di wajah Arez. Dia menatap foto USG pertama sang buah hati yang dia simpan di dalam dompet. Foto tersebut selalu dia bawa kemana-mana.

"Sekarang kerja dulu, besok Ayah dan Ibu check kondisi kamu," ujarnya lirih sambil menyimpan foto itu kembali.

Arez harus bekerja sekarang. Dia harus mengecek jadwal atasannya besok. Jadwal tersebut sudah dikirim oleh staf sekretariat yang bertugas sebagai pengganti selama Arez cuti. Arez harus mengakurasikan beberapa jadwal dan menyiapkan beberapa berkas untuk keperluan kerja besok. Jika sudah berhadapan dengar jobdesk-nya, dia akan lupa dengan waktu.

Hingga tengah malam menjelang sekalipun, Arez tetap menekuni tugasnya. Seakan-akan tidak ada hari esok. Saking giatnya dia sampai tertidur di ruang kerja. Berbaring di atas sofa yang dia eluhkan tidak bisa menampung tubuhnya saat malam pertama. Kini, dia malah terlelap dengan damai di sana.

Tidurnya masih sebatas tidur ayam, ketika ia merasakan sesuatu yang membuatnya terganggu. Arez mencoba bergerak, akan tetapi sukar. Ada beban yang cukup berat yang menimpa bagian perut. Disusul dengan sesuatu yang tampak menyentuh dada telanjangnya.

"Shit." Arez mengumpat kecil seraya membuka mata.

Semakin lama penganggu tidurnya semakin menjadi-jadi. Saat iris coklatnya terbebas dari naungan kelopak mata, dia bisa melihat siluet seorang secara samar. Arez mengucek matanya guna memastikan.

Ternyata benar. Ada yang tengah duduk di atas tubuhnya. Seulas senyum tersungging di wajah cantik yang sekarang bisa dengan jelas dia lihat.

"Ngapain kamu di atas tubuhku?" Tanya Arez sambil menatap pemilik surai brunette itu lekat.

"Habisnya kamu nggak bangun-bangun, jadi aku gangguin."

"Hah?" cengo Arez. Mimpi apa dia barusan? Bangun-bangun dari tidur singkatnya dia sudah disuguhi pemandangan yang membuat bagian tubuhnya menegang.

Bagaimana tidak--Anye--istrinya yang pendiam dan selalu canggung, kini berani mendudukan dirinya di atas perutnya. Belum lagi pakaian wanita cantik itu cukup mengundang akhwat-nya sebagai seorang pria normal. Anye mengenakan dress pendek berbahan lembut dengan model tali spagheti yang mempertontonkan bahu dan tulang selangka. Panjang dress tersebut hanya sebatas lutut. Ketika duduk di atas perut Arez, otomatis dress itu tersingkap, memperlihatkan sepasang paha melus tanpa noda yang pernah membuat Arez candu.

"Turun!" titah Arez. Bisa khilaf jika Anye terus berlama-lama di sana.

"Nggak mau," jawab lawan bicaranya, sambil menggelengkan kepala. "Jawab dulu pertanyaanku."

Arez mengernyit mendengarnya. "Kamu... Geul?" tanyanya was-was. Ia tebak jika Geul yang kini tengah menguasai tubuh Anye. Pasalnya Anye tidak pernah bersikap seperti ini.

"Yes. I'am."

Arez terhenyak. Dugaanya ternyata benar. Geul telah datang dan mengambil alih tubuh Anye. Tapi, apa yang membuat Geul kembali muncul? Arez mencoba menerka-nerka. Padahal seminggu ini, Geul tidak pernah muncul sekalipun.

"Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Arez. Dia menatap lawan bicaranya lekat.

Apa Geul tahu jika Sekar Arez dan Anye sudah menikah?

Arez tiba-tiba kepikiran. Akan rumit jika sudah berurusan dengan kepribadian Anye yang satu ini. Secara karakteristik dan emosisonal, Geul sangat berbeda dengan Anye. Arez juga pernah dengar dari Ana, jika kehadiran Geul berarti menandakan jika Anye sedang tidak baik-baik saja.

"Karena tubuh ini ada di sini." Wanita cantik itu menunjuk dirinya sendiri. "By the way, siapa wanita yang sudah menampar Anyelier?"

"What?" cengo Arez.

Asmaradahana (Lengkap)Where stories live. Discover now