27. Saatnya Pulang Ra

9.4K 569 6
                                    

Happy Reading 🥳

Alya
Syukurlah. Aku juga baik-baik saja. Tolong berhati-hati, Tuan Nick sudah tau titik lokasi mu. Jangan pergi jika tidak penting. Kalau bisa, tolong ganti identitas kalian.

Chatt dari Alya kemarin membuat Rigel gelisah. Bagaimana bisa Nick menemukan titik lokasinya secepat ini? Ini benar-benar diluar dugaan. "Apa aku harus pergi dari Kota ini dan pindah ke Negera lain?" Gumamnya rendah sambil menatap jalanan kota Hougong.

Rigel terus memikirkan hal ini. Tapi sayangnya, uang Rigel belum cukup untuk pindah negara lagi. Uangnya hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari bersama Rara dan Zenni selama tiga bulan ke depan. Jika ia harus pindah lagi ke negara lain, ia harus memiliki uang yang cukup sebelum melakukan pindahan. Tidak mungkin kan Rigel membawa Rara dan Zenni ke negara lain tanpa persiapan?

Perjalanan ia tempuh kurang lebih lima belas menit. Kebetulan, mall yang sedang ia tuju letaknya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sesampainya di mall pembelanjaan, Rigel lantas memarkirkan mobil di tempat parkir. Dengan jaket hitam dan masker penutup hidung, ia bergerak keluar dan menutup mobilnya. Ia menghela nafasnya pelan. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaket yang ia gunakan. Dengan langkah tegasnya Rigel melangkah masuk ke dalam mall.

Beberapa tatapan kagum tertuju ke arahnya. Namun Rigel mengabaikan itu. Ia hanya punya waktu tiga puluh menit untuk berbelanja. Ia harus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

Diambilnya troli belanja. Kemudian Rigel mendorong troli belanja ke barisan berisi sayuran dan daging. Tanpa melihat-lihat lagi, Rigel secara acak mengambilnya. Mulai dari wortel, kol, sawi, brokoli, buncis, paha ayam, dada ayam, daging sapi 2 pak, telur satu press (32 telur) dan nugget ayam.

Selanjutnya, Rigel mendorong troli belanjanya ke barisan buah. Rigel lantas mengambil buah anggur, apel, mangga, strawberry, susu cair dan susu kental. Ia mengambil semuanya sesuai kebutuhan.

Dan yang terakhir, Rigel mendorong troli belanja ke bagian Snack dan bumbu. Ia langsung mengambil roti, biskuit, wafer, kerupuk, bumbu penyedap, dan lain-lain. Setelah dirasa selesai, Rigel mendorong troli belanja ke kasir. Tanpa menunggu lama, makanan yang ia beli langsung di proses untuk melakukan pembayaran.

Sementara itu, disisi lain Nick terlihat frustasi. Ia harus mengecek beberapa dokumen dari karyawan. Hampir 500 dokumen telah ia cek dari tadi pagi hingga siang. Namun sayangnya tak kunjung selesai. Ditambah dengan beberapa potret foto Rara yang baru saja dikirim oleh mata-mata, hal itu semakin membuat Nick terbakar api cemburu.

Eits, cemburu? Sejak kapan Nick cemburu?

"Sial. Ada apa dengan diriku?!" Kesalnya. Nick menghela nafas kasar. Tubuhnya ia sandarkan ke kursi kerja. Lalu kancing kemeja ia buka agar tidak merasa gerah. Sedangkan dasi yang ia kenakan, ia lepas dan ia letakkan di atas meja. Kedua matanya terpejam. Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa juniornya tidak berdiri ketika melihat wanita bertelanjang di hadapannya? Tapi sialnya, bayangan Rara ketika malam itu, malah terbayang. "What did you do to me Ra?!" Desisnya tajam. Ia menggeram marah dengan tangan kanan mengepal. Bahkan otot-otot di tangannya terlihat jelas.

Ia mengambil ponsel genggam miliknya. Jari-jarinya bergerak lincah di layar ponsel. Nick memutuskan untuk menghubungi Morgan.

"Hallo Tuan."

"Batalkan pertemuan ku dengan Rea malam ini. Aku akan pergi menjemput Rara malam ini."

Diseberang sana, Morgan sontak membulatkan kedua matanya. "Ah, baik Tuan."

Nick langsung mematikan sambungan telfon. Ia kembali menyandarkan tubuhnya ke kursi kerja. "Waktu mu sudah habis Ra. Saatnya pulang." Desisi Nick dengan seringai tipis menakutkan.

DEVIL BESIDE YOU | 21+Where stories live. Discover now