20. DARAH DAN LIPSTIK.

2.1K 289 142
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca!

20. DARAH DAN LIPSTIK.

Tanpa sadar, kita adalah sama.
-SEANTARA-

"

Gimana, Ra? Masih berani suka sama gue?"

Mata bulat itu menatap dirinya sendiri di pantulan cermin. Masih terdapat sorot terkejut di sana. Suara-suara itu masih jelas mendengung di telinganya. Suara yang biasanya menjadi hal favoritnya, malam ini justru bagai mimpi buruknya.

Jemari lentik itu masih bergetar, menatap bandana penuh darah yang ia ambil dari dalam tas kecilnya. Bukan kecewa, tapi ia masih berusaha mencerna semua yang terjadi. Benarkah yang ia temui tadi adalah laki-laki itu?

*Flasback On*

Tangan gemetar milik Tara menarik bandana kain di kepalanya lalu berjalan ke arah Sean dan meraih tangan laki-laki itu. Melihat tangan Sean bersimbah darah, membuat pertahanannya hampir runtuh.

Tara menguatkan dirinya untuk tetap berdiri dan perlahan membersihkan darah itu dengan bandana miliknya.

"A-aku bersihin, ya?" izin Tara hati-hati.

Sean justru mengeluarkan cutter dari dalan sakunya lalu mengarahkannya pada leher Tara.

"Lo buat gue gila, Ra. Lebih baik pergi sebelum gue hilang kendali," tekan Sean, terlihat raut lelah tercetak di wajahnya.

Tara membulatkan matanya terkejut. "Kamu benci banget ya sama aku--"

"Benci," balas Sean cepat.

"Tapi kenapa?"

"Lo bukan perempuan yang gue mau."

"Kalau gitu kasih tau aku perempuan kayak gimana yang kamu mau, Sean!"

"Tugas laki-laki itu memburu bukan di buru. Kapan lo berhenti jual harga diri?" tanya Sean dingin, penuh amarah tertahan.

Tara tercekat mendengar penuturan Sean. "Emang salah banget ya kalau suka sama kamu? Kak Amara boleh deketin kamu, tapi kenapa aku gak? Kamu selalu baik sama dia, tapi kenapa aku gak? Kenapa aku di bedain, Sean? Kenapa cuman aku yang kamu kasarin? Kenapa!?"

"Gak ada yang nyuruh lo suka sama gue!" teriak Sean pada akhirnya membuat Tara terpelonjak, menatap Sean dengan sorot gamang.

"Gue muak, Ra. Berhenti jual harga diri lo. Gue gak pernah suka yang murahan."

"Ma-maksud kamu aku murahan?"

"Iya." Sean menurunkan cutternya, lalu pergi mendahului Tara.

Tara mengepalkan tangannya, menahan segala rasa sakit yang menampar hatinya. "Kamu itu cowok paling jahat yang pernah aku kenal tau gak!? Mulai besok, aku gak akan pernah deketin kamu lagi! Liat aja, aku juga bisa hidup tanpa kamu! Eh, denger gak!? Dasar psikopat!"

*Flasback Off*

Tara mengusap dadanya, berusaha menenangkan detak jantungnya yang berpacu tak keruan.

Tak lama, pintu kamarnya terbuka, menampilkan Aina berdiri di sana dengan tumpukkan buku di tangannya. Dengan cepat, Tara menyembunyikan bandana itu di lacinya.

"Dari mana kamu?" tanya Aina dengan nada ketus.

Tara tersenyum kikuk, lalu mengusap tengkuknya. Pasti ibunya itu akan marah lagi.

"Oh itu tadi Tara habis numpang Wi-Fi kok di warung Mang Tejo! Kenapa, Bu?" dustanya.

"Udah Ibu bilang jangan ke sana terus! Tugas kamu tuh cuman belajar bukan nontonin orang-orang korea!" Aina mencubit lengan Tara hingga perempuan itu meringis.

SEANTARAOn viuen les histories. Descobreix ara