30. PELUKAN TERAKHIR?

3.3K 344 234
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca biar gak lupa!

Spam ❤ untuk absen!

Udah siapin hati belum?

Udah? Legooowww!

30. Pelukan Terakhir?

Dia tersenyum begitu indah hari ini, seakan senyum itu memang untuk yang terakhir kalinya.
-SEANTARA, 2022.

T

ara berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih begitu sepi. Hari ini pentas seni akan dilaksanakan. Pukul lima pagi semua murid yang akan tampil pada pentas seni harus sudah bersiap di sekolah. Tara hari ini akan mempersembahkan sebuah Dance Modern dengan Angkasa sebagai pasangannya.

Perempuan yang mengenakan seragam olahraga itu memegang sebuah kotak berisikan kostum yang akan dipakai nanti. Kakinya memelan ketika melintasi perpustakaan, pintunya terbuka lebar memperlihatkan deretan rak-rak buku.

Mata Tara langsung terpusat pada sebuah meja dan kursi yang terletak di paling ujung dekat jendela. Tempat dimana Sean sering membaca buku, tempat dimana ia sering menemani, ralat, lebih tepatnya mengganggu Sean. Namun, meja itu kini tampak sering kosong.

Apakah Sean tetap tidak akan datang hari ini? Apakah laki-laki itu benar baik-baik saja?

"Sean, kamu dimana? Kamu gak akan dateng lagi hari ini?" gumam Tara memegang erat kotak di tangannya, matanya terlihat berkaca-kaca.

Tara menatap ke depan ketika ada seseorang yang berjalan kearahnya. Cengkramannya pada kotak mengerat, ada banyak pergolakan batin ketika melihatnya. Tara memutuskan untuk melangkahkan kakinya, seakan hari kemarin tidak pernah ada.

"Jangan pernah lupa kalau Sean gak ada hari ini semua karena lo," ujar Amara ketika Tara hendak melintasinya.

"Terserah, Kak, aku gak peduli. Yang pasti aku gak berbuat apa-apa yang bikin Sean sampai hilang tanpa kabar kayak gini," balas Tara yakin.

Amara menatap Tara dingin, "Semua orang tau kalau semua drama yang lo perbuat selama ini bikin Sean susah. Lo udah kelewatan batas, rasa cinta lo itu cuman obsesi semata, Ra."

"Lo tau kenapa Sean gak pernah terima cinta lo? Karena lo sama sekali bukan kriterianya. Sean punya segalanya, Ra, dia butuh perempuan yang sebanding. Sekarang, lo yakin merasa pantes ada di samping dia?" lanjut Amara lagi-lagi membuat hati Tara tertampar. Seperti tertarik realita, Tara menyadari bahwa dirinya jauh dari kata sempurna.

"Apa yang bisa gue sukain dari lo, Ra?"

"Jangan mimpi buat jadi bagian hidup gue. Gue gak suka sama lo. Gue gak cinta sama lo, Tara."

Terlintas perkataan Sean yang menguatkan bahwa perkataan Amara benar. Tara tidak akan pantas beriringan dengan Sean, dan laki-laki itu juga tidak akan pernah mencintainya.

"Kalau gitu tunjukkin ke aku kalau Sean lebih milih kamu. Tunjukkin kalau kamu lebih pantes dari aku, Kak," ultimatum Tara mengakhiri pembicaraan pagi buta itu dan lantas melangkah pergi tanpa menghiraukan tatapan tajam milik Amara.

***

Pentas Seni Pradipta setiap tahunnya diadakan mulai pukul sepuluh pagi hingga pukul delapan malam. Ini dikarenakan ada banyak murid menyukai pertunjukan malam. Jarum jam menunjukkan pukul 10 pagi dan semua murid mulai memenuhi area dekat panggung. Ada yang duduk di tribun ada pula yang sibuk berlalu lalang untuk memenuhi dahaga.

SEANTARAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin