Beda dengan Anara, Argara masih bergelung dibawah selimut yang membungkus dirinya.

Tadi malam dia baru sampai disuruh pukul 02.00 WIB. Untungnya gak ada yang mergoki dia pulang jam segitu.

Tok! Tok! Tok!

"Bang bangun disuruh Bunda! Cepetan! Sarapannya udah siap!" seru Naresha dari balik pintu.

Seru-an Naresha tadi tidak mengusik tidur Argara.

TOK! TOK! TOK!

"WOI BANG, BANGUN!!" teriak Naresha yang sudah terlanjur kesal.

"Ada apa sih Dek, teriak-teriak," ucap Clarissa baru saja tiba didepan pintu kamar Aragara.

"Ini Bun, Abang daritadi dibangunin gak bangun-bangun, mana pintunya dikunci lagi," jawab Naresha dengan wajah cemberut.

"Udah kamu sana temenin Ayah makan, biar Bunda yang bangunin Abang," suruh Clarissa.

Naresha mengangguk dan pergi dari kamar Argara.

Tok! Tok! Tok!

"Abang bangun, sarapan dulu," ucap Clarissa dengan santai.

Ajaibnya Argara langsung bangun. "Iya Bun, luan aja, Arga mau mandi lagi."

"Yaudah Bunda duluan ya, jangan tidur lagi kamu," peringat Clarissa.

"Hm."

Clarissa pergi dari kamar anaknya dan menuju meja makan dimana suami dan anaknya sedang sarapan.

"Mana Arga nya?" tanya Bagas.

"Udah bangun, tapi katanya lagi mandi," jawab Clarissa sambil mengambil makan suaminya.

"Kebiasaan anak itu ya," sebal Bagas. "Makasih ya," lanjut Bagas berterimakasih ke Clarissa.

Clarissa mengangguk.

Kursi didepan Naresha bergerak, pandangan mereka teralihkan oleh Argara yang baru saja duduk.

"Cepet amat Bang mandinya, mandi bebek ya lo?" tanya Naresha.

"Gak, cuma cuci muka aja gue tadi," jawab Argara sambil mengambil nasi.

"Ih jorok, gila!" ucap Naresha berekspresi jijik.

"Udah-udah makan dulu, ributnya nanti," suruh Bagas.

Keluarga itu pun makan dengan khidmat.

***

Anara baru pulang dari olahraga nya, dan langsung membersihkan diri.

Setelah membersih kan diri, Anara turun ke bawah menemui kedua orang tua-nya yang sedang berbicara serius.

Aliya yang melihat putrinya langsung menepuk sofa disamping nya.
"Sini sayang duduk,"

Anara langsung duduk ditengah-tengah Aliya dan Raka.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Raka.

Anara menoleh ke Raka. "Baik Pa."

Raka mengangguk. "Kamu udah besar ya sekarang, bukan putri kecil Papa lagi," ucap Raka tiba-tiba.

"Kok Papa ngomong gitu sih?" ucap Anara penuh selidiki.

"Kan bener kamu sekarang udah besar," ucap Raka sambil melirik Aliya.

Anara melihat Raka dan Aliya secara bergantian.

"Papa sama Mama kenapa sih lirik-lirikan gitu?" ucap Anara.

"Kamu mau gak dijodohin?" ucap Aliya tiba-tiba, dan tentu saja membuat Anara terkaget-kaget dan langsung menggeleng.

"Gak, aku gamau," Anara menggeleng keras.

"Kenapa? Coba kasih kita alasan," pinta Raka.

"Pertama, aku masih sekolah. Ke-dua, aku gak mau nikah muda. Ke-tiga, aku gamau jadi Mamud. Ke-empat, aku gamau sama om-om," ucap Anara sambil menggerakkan tangannya.

Raka dan Aliya tertawa, semakin membuat Anara bingung.

"Kok kalian jadi ketawa sih?" tanya Anara sebal.

"Nara-Nara, lagian yang mau menjodohkan kamu sama om-om siapa? Dan masalah Mamud?  Memang setelah menikah kamu langsung mau langsung hamil?" tanya Raka ambigu.

Anara mendelik saat mendengar ucapan Raka. "Kan aku masih sekolah."

"Kamu akan menikah saat kelas dua belas, kan sebentar lagi kamu mau kelas dua belas, tinggal nunggu ujian nya aja," jelas Aliya yang diangguki Raka.

"Memang kalau aku terima perjodohan ini Papa dan Mama senang?" tanya Anara.

Spontan Raka dan Aliya mengangguk semangat.

"Ya jelas lah, apalagi mertua kamu nanti teman dekat Papa. Papa juga membantu perusahaan teman Papa untuk bangkit lagi 100%, jadi sebagai balas budinya dia mau anaknya dan anak Papa dijodohin," jelas Raka.

Anara semakin bimbang. "Papa sama Mama yakin nih pengen aku nikah sama anak teman Papa?" tanya Anara sekali lagi.

"Iya Anaraa, Mama sama Papa seneng kalau kamu nerima perjodohan ini," ucap Aliya gemas sambil mencubit pipi Anara.

"Yaudah kalau Mama sama Papa seneng, aku terima," ucap Anara.

"Serius?!" ucap Raka dan Aliya kompak.

"Dih! Sok kompak," Anara tertawa kecil melihat ke-antusias-an kedua orang tua nya.

"Makasih ya Nak," ucap Raka sambil tersenyum.

Anara mengangguk dan tersenyum.

To be continued.....






Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘

•Komen 'next' disini

•See you in the next chapter ᥫ᭡

Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm

•Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ARGARA: Cold Husband [ END ]Where stories live. Discover now