MCB| Lima puluh empat

Mulai dari awal
                                    

Sret!

Diana menancapkan silet ke salah satu terdekatnya tepat di leher nya membuat cowok itu kini merintih kesakitan hingga pingsan.

Empat sisa nya segera berjalan cepat untuk mengepung Diana.

Diana mendengus pelan, "Gue Spionase nya Vergos,"

"Underboss of Darkworld juga," lanjut Diana datar.

Keempat laki-laki itu berusaha tak gentar. Meski terlihat kaget.

"Kenapa? Kaget? Gue persilahkan kalian pergi, silahkan, atau mau mati di tangan gue?"

"Apapun alesannya lo gak bakal bisa kabur dari kita!"

Bugh!

Diana melawan mereka satu persatu. Meski tenaganya sedang tidak fit dia berusaha sekuat mungkin.

Tidak ada kesempatan sebagus ini nantinya.

Bugh!

"Awshh," Diana meringis saat pipi nya dipukul.

"Kita emang pantang cewek! Tapi berhubung lo setara sama bang Daf kita gak punya pilihan lain,"

Napaa Diana berderu, dia mengambil tangan cowok itu lalu mematahkannya dengan mudah menendangnya hingga jatuh. Beralih melawan yang lainnya.

Ketika semua nya sudah tumbang Diana dengan cepat berjalan keluar. Sialnya mereka menggunakan mobil tadi. Melihat ada satu motor yang digunakan tadi Diana segera menaikinya lalu dengan cepat pergi dari sana.

Diana belum bernapas lega saat banyak anggota Heron yang kini mengejarnya. Kini dia seperti buronan polisi. "Shit!"

Usai kebut kebutan dijalan napasnya baru tenang melihat penjaga yang berjaga di kawasan depan rumah nya. Melirik ke spion tersenyum puas melihat semua yang hendak menangkapnya berhenti dan memutar balik.

"Ngelawan Queen jalanan ngga ada gunanya," gumamnya pelan.

"Akhirnya selamet, semoga hidup aku lebih baik dirumah, sekarang kakak ngga bakal biarin aku diculik lagi."

"Nona!" sahut para penjaga menunduk. Diana segera melepas helm nya lalu berlari masuk ke gerbang rumah.

"KA–" panggilan Diana berhenti kala suara Darren menggelegar. Gemetar dia mengintip di balik pintu besar itu.

"DASAR BODOH! KALIAN BODOH! BAGAMANA DAVIN BISA TERJEBAK DISANA HAH?! SIAL!"

"CUKUP BANG!" Daven mengeraskan rahangnya kemudian berdiri. Wajahnya sudah babak belur karna ulah kakaknya sendiri.

"LO YANG GOBLOK! LO YANG SERAKAH TERUS LO NYALAHIN GUE HAH?!! NYALAHIN KITA??!" tanya Daven dengan napas memburu tak percaya.

Bugh!

Darren kembali memukul wajah adiknya dengan wajah lempeng. "Berani kamu melawan saya Daven?"

Daven meringis kecil sembari memegangi wajahnya yang kini lebam. Terkekeh pelan. "Andai Diana tau.. Kalo keluarga nya ini penuh sandiwara, mungkin dia gak bakal percayain hidup nya sama lo! Sama kelakuan bangsat lo!"

"DAVENDRA!" Darren menyuruh para bodyguard nya untuk menghajar Daven.

Diana menutup mulutnya sendiri dengan tangan tak percaya apa yang dilihat nya kali ini. Menggeleng kecil menahan isakan. Darren.. Jadi selama itu laki-laki itu hanya pura-pura baik ke seluruh kakaknya?

Dendra yang hanya diam memperhatikan akhirnya mengeluarkan suara. Tadinya mulut nya kelu untuk berbicara karna keadaan nya tak berbanding jauh dari saudara kembarnya. "Kita udah kasih semua hak kita ke lo bang,"

My cool badboy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang