• extra chapter [AYL] •

Start from the beginning
                                        

Teringat sesuatu, Yuna menatap Azazel lagi. "Tadi kamu mau bilang sesuatu, ada yang ingin kamu sampaikan padaku?" Tanyanya dengan lembut, tangan Yuna terangkat mengelus rambut lembut Azazel.

Lagi.

Yuna melihat wajah Azazel yang perlahan merona karena gugup, hal ini membuat Yuna benar-benar gemas. Yuna harus menunggu dengan sabar apa yang ingin di katakan Azazel padanya. Jarang sekali Azazel gugup seperti ini, karena biasanya, Azazel bertindak tidak tahu malu dan berkelakuan seperti layaknya bayi, meski begitu entah kenapa Yuna sangat mencintai laki-laki di depannya ini.

Azazel menekan rasa gugupnya dalam-dalam, tangannya merogoh saku bajunya dan mengeluarkan sebuah benda yang terbuat dari titanium, Yuna memandang benda itu dengan kagum.

Azazel melepaskan kaitan benda itu dan memasangnya di leher Yuna, membuat gadis itu sedikit terkejut, ini yang kedua kalinya Azazel memberikan barang yang tidak bisa dihitung berapa harganya.

Azazel tersenyum lebar, menatap Yuna dengan sorot sungguh-sungguh yang terpancar kuat dimata birunya. "Kim mau kan nikah sama Azazel?" Melasnya dengan mata berkaca-kaca.

Alamak, dia nawarin gue nikah atau ngajak makan batagor? Yuna mengeluh dalam hati. Meski begitu suasana hatinya menghangat, Yuna menghela nafas sebentar dan tersenyum tipis.

Yuna bergerak menurunkan Azazel, mendudukkan laki-laki itu di sampingnya. Mata Azazel semakin berkaca-kaca, hatinya dipenuhi perasaan khawatir.

Kim ngga mau nikah sama Azazel? Apa karena cara Azazel salah? Tapi Azazel harus gimana? Azazel ngga bisa jadi laki-laki romantis, Azazel menahan tangisnya yang hendak meluap dari tadi, laki-laki itu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.

Yuna yang tak mengetahui apa yang ada di pikiran Azazel masih tampak tenang, gadis itu meraih gitar milik Azazel yang laki-laki itu simpan di samping ranjang.

Jarinya bergerak memetik gitar, mulanya hanya terdengar nada acak, hingga membentuk sebuah lagu. Yuna berbalik menatap Azazel, masih dengan jari yang senantiasa memetik senar gitar.

Yuna mengulum senyumnya begitu melihat wajah Azazel yang menahan tangis, laki-laki itu pasti mengira dia akan menolaknya, padahal...

"Baby take my hand, i want you to be my husband, cause you're my iron man, and i love three tousand. Baby take a chance, cause i want this to be something, straing out of hollywood movie..."

Setelah menyanyikan itu Yuna tertawa renyah melihat Azazel yang menangis, gadis itu meletakkan gitar di tempat semula dan beringsut mendekati Azazel, membawa tubuh laki-laki itu ke dalam dekapannya.

Azazel menangis terisak, lengannya melingkar erat dipinggang Yuna. "Azazel kira, Kim tidak mau menikah dengan Azazel." Katanya dengan sesegukan, Yuna terkekeh pelan, menepuk-nepuk belakang kepala Azazel agar tenang.

Yuna menundukkan kepala, mengecup puncak kepala Azazel. "Siapa yang bilang aku mau nikah sama kamu?" Bisiknya, Azazel kontan menjauhkan tubuhnya dari Yuna, tangisnya semakin mengeras membuat Yuna kalang kabut.

Yuna dengan susah payah meraih tubuh Azazel, karena laki-laki itu terus menghindar dari jangkauan tangan Yuna. Yuna bersesis kesal dan menindih Azazel, kini meraka berbaring di ranjang dengan Yuna yang menindih tubuh Azazel agar diam dan tidak memberontak.

"Sttt.. Iya iya, Aku mau. Udah ya jangan nangis lagi.." Bujuk Yuna sambil menepuk-nepuk pipi Azazel, tujuannya agar Azazel berhenti menangis.

Beberapa menit kemudian, Azazel berhenti menangis, hanya tersisa sesegukannya saja. Yuna mendesah pelan dan mengusap wajah Azazel yang basah oleh air mata, mengecup kelopak mata laki-laki itu dengan lembut.

"Kim benarkan mau menikah dengan Azazel? Tidak terpaksa?" Tanya Azazel pelan, laki-laki itu melingkarkan tangannya dipunggung Yuna.

Yuna mengangguk mantap, netra coklatnya menatap balik sepasang mata biru yang menatapnya polos. Sial! Azazel benar-benar membuatnya gemas, keluh Yuna dalam hati.

Azazel yang mendapati Yuna menghela nafas lelah merasa khawatir, ada apa dengan Yuna.

"Kim.. Kenapa??"

Yuna mendesah pelan. "Boleh ngga sih aku makan kamu?" Bisiknya parau, Azazel membelalakkan mata polosnya, tangannya dengn cepat menyingkirkan Yuna dari atas tubuhnya. Azazel beringsut jauh dan menatap Yuna takut-takut, membuat Yuna heran.

"Kim!! Kim kanibal ya?? Huaaa!!! Jangan makan Azazel, Kim!!!" Pekik Azazel sambil menangis lagi, Yuna menghela nafas kesal, kadang dia merasa kesal dan heran kenapa dia bisa mempunyai kekasih hati yang polosnya minta ampun seperti Azazel.

Ya tuhan! Apakah boleh aku menelanjangi laki-laki di depan ku ini agar dia tidak polos lagi??

Missing You [End]Where stories live. Discover now