Wajah Asrael memanas, matanya berembun, senyum syukur terkembang di wajahnya. Dengan lembut Asrael membawa Patricia ke dalam pelukannya. "Makasih untuk semuanya, i love you Patricia Aubrey." Lirih Asrael dengan suara seraknya karena menahan tangis yang akan membeludak.
Patricia mengusap punggung Asrael pelan. "Aku tidak akan menahan kamu untuk menangis jika itu tangisan bahagia, sekarang menangislah Asrael. Aku tahu kamu tidak sekuat yang terlihat, aku tahu kamu rapuh. Dan aku diciptakan dan datang untuk mengobati dan melengkapi kerapuhan itu." Tutur Patricia dengan suara merdunya, gadis itu mengerjap dan kembali melanjutkan ucapannya. "Kita sama-sama rapuh Asrael, dan kita bersama untuk saling melengkapi satu sama lain."
Asrael mengeratkan pelukan mereka, kepalanya tertumpu dibahu Patricia, dan Patricia dapat merasakan bahunya basah, gadis itu juga ikut meneteskan air mata bahagianya.
"I love you too Asrael Ezra Wijaya, di sisa hariku, aku akan terus bersama kamu."
...
"Aku mau lihat dompet kamu, boleh?" Tanya Patricia sambil menengadahkan telapak tangan, saat ini mereka tengah ada di pusat perbelajaan, atas saran Asrael.
Patricia bersikeras menolak, tapi Asrael tak mau di bantah, sesekali laki-laki itu juga ingin memanjakan kekasihnya, itu katanya, dan akhirnya Patricia menurut.
Alisnya mengerut sebentar, Asrael menganggukkan kepalanya dan merogoh saku, mengambil dompetnya dan menyodorkannya pada Patricia.
Sesekali memasukkan eskrim ke dalam mulutnya, Patricia mulai menggeledah isi dompet Asrael, senyumnya mengembang ketika melihat fotonya terselip disana.
Patricia mendongak, menatap Asrael yang juga tengah menatapnya dengan wajah di tangkup. "Kamu simpen foto aku?"
Hati Patricia menghangat saat melihat Asrael mengangguk dengan senyum menawannya. "Kita jarang bertemu, aku menyimpannya agar saat aku rindu, aku bisa memandang kamu lewat foto itu."
Patricia menggigit pipi dalamnya, saat ini wajahnya pasti sudah merah tak karuan, seperti warna tomat busuk. Gadis itu tersenyum lebar dan kembali menggeledah isi dompet Asrael.
"Uang kamu banyak ya, aku bahkan ngga punya uang sebanyak ini." Ujar Patricia setelah melihat uang di dalam dompet Asrael, tapi fokusnya bukan pada itu, melainkan pada KTP yang terselip di salah satu sela dompet, Patricia menariknya keluar.
"Ihh!! Kamu ganteng banget! Gimana bisa sih? Foto KTP aku bahkan ngga sebagus ini." Pekik Patricia pelan, gadis itu mendengus dan membaca riwayat Asrael.
Agama : ISLAM
Patricia mendengus geli. "Islam KTP kamu." Cibirnya pelan, Patricia kembali memasukkan KTP ke dalam dompet, merapihkannya dan menyerahkan dompet hitam itu kembali pada pemiliknya.
Asrael terkekeh geli mendengar cibiran Patricia untuknya, dia tidak akan marah karena itu memang benar adanya. "Begini-begini juga, aku suka sholat, suka ngaji, suka puasa, seperti Islam kebanyakan, kami sudah biasa."
Sempat tak percaya dengan penuturan Asrael, tapi melihat bagaimana wajah serius Asrael, Patricia mengangguk percaya. Gadis itu menghabiskan sisa eskrimnya dan membuang cupnya ke tong sampah.
Asrael menggandeng lengan Pantricia ketika mereka berjalan keluar, Patricia hanya diam sembari memperhatikan sekeliling.
Asrael berdehem pelan, membuat Patricia memfokuskan pandangan pada laki-laki itu. Asrael berdehem sekali lagi, tangannya memegang pucuk kepala Patricia. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, karena saat ini mereka berdiri di depan sebuah toko yang menjual kaca mata.
"Kamu mau nikah sama aku?"
Patricia terdiam sebentar, gadis itu mengerjapkan kelopak matanya, menatap Asrael dengan kedutan di sudut bibir.
Dia mau ngajak nikah atau ngajak makan? Ringisnya dalam hati. Patricia menarik nafas dalam ketika Asrael kembali berdehem, gadis itu menghembuskan nafas pelan, menatap Asrael dengan datar.
"Kamu pasti tahu jawabannya." Jawabnya, Asrael mengerutkan alis, mencoba mengingat.
"Yang mana?" Tanyanya dengan wajah blo'on, membuat Patricia mendengus dan mencubit gemas pipi Asrael.
"I love you too Asrael Ezra Wijaya, di sisa hariku, aku akan terus bersama kamu." Ulang Patricia dengan suara lembut, Asrael meyengir lebar dan membawa Patricia ke dalam pangkuannya, memutar tubuh gadis itu di udara.
Suara tepuk tangan disekeliling menyambut, Asrael membawa Patricia ke dalam gendongannya, mengecup kening gadis itu penuh cinta, sebagai balasan Patricia menyematkan kecupan dipipi Asrael, membuat laki-laki itu berjingkat senang.
"Cinta kamu banyak-banyak." Bisik Asrael.
YOU ARE READING
Missing You [End]
Mystery / ThrillerMungkin Tuhan memang menakdirkan hidupnya penuh dengan kesialan, di mulai dari hal-hal yang kecil, sampai hal besar. Contohnya Rival Septian Nugraha yang tak pernah punya teman dan selalu di jauhi di sekolahnya, dan dia tak tahu apa kesalahannya. La...
• extra chapter [APL] •
Start from the beginning
![Missing You [End]](https://img.wattpad.com/cover/267987037-64-k281494.jpg)