08

2.9K 176 14
                                    

Selamat membaca-!

•••


Suara alarm berdering dengan begitu nyaring, membuat Kaila yang tengah tertidur pulas terbangun dari alam mimpinya.

Melempar secara kasar jam weker yang bertengger manis di nakas, setelahnya berdiri dari kasur menuju kamar mandi.

Lima belas menit Kaila habiskan untuk membersihkan tubuhnya, jangan lupa juga seragam lengkap yang sudah Kaila gunakan.

Kaila menghampiri meja belajarnya, mengambil sebuah kotak berwarna pink yang kemarin di kirim oleh Papah nya dari Amerika. Jam weker berwarna biru langit kesukaan Kaila menjadi isi kotak tersebut.

Tersenyum senang, Kaila menaruh jam baru nya di atas nakas. Sebelumnya ia memungut jam yang tadi dengan sengaja ia buang hingga tak terbentuk lagi, membuangnya di tempat sampah dengan keadaan tragis.

"Heum... baru jam setengah enam."

Kaila mengambil sendalnya di laci, lalu memakainya. Ia akan pergi ke suatu tempat dan semoga saja tidak terkunci.

"Yes! gak di kunci," girang nya. Saat mencoba membuka pintu bercat putih itu.

Memasuki ruangan tersebut dengan berhati-hati, sambil melihat ke belakang kalau saja terlihat bekas pijakan sendal. Dirasa aman, Kaila mempercepat gerakannya menuju kamar mandi yang tersedia di ruangan tersebut.

"Kata tante Andin, gel nya ada di sini. Tapi di mana?"

Kaila terus mencari dengan serius benda yang saat ini ia cari. Membongkar satu persatu lemari yang bergantung dengan lumayan tinggi. Untung saja tubuhnya tidak pendek pendek amat, sehingga lemari bergantung setinggi ini masih bisa Kaila gapai.

"Akhirnya dapat!" Kaila mengambil benda bulat berwarna ungu itu perlahan, takut-takut jika nantinya akan pecah. Tentu saja karena tempatnya terbuat dari kaca, bisa bahaya jika saja dirinya tidak berhati-hati.

Kaila buru-buru membuka benda yang saat ini dia pegang, menatap pantulan dirinya di kaca berukuran sedang. Membersihkan mukanya dengan air bersih, lalu di lap menggunakan handuk yang entah punya siapa. Tapi tentu saja handuk tersebut pemilik ruangan ini, tapi Kaila tidak peduli.

Mengoles sedikit demi sedikit gel berwarna ungu muda di seluruh mukanya. "Gila. Gue kalau pakai ini bisa glowing dalam sekejap."

Kaila memijat pelan wajahnya, di rasa cukup ia mencuci wajahnya dengan air sampai bersih. Kembali menggunakan handuk berwarna putih itu untuk mengeringkan wajahnya.

"Ngapain lo!?"

Kaila terperanjat kaget, saat suara rendah nan tajam memanjakan pendengarannya. Kaila menatap takut seseorang yang berdiri di depannya.

"Ngapain?" tanya nya lagi, kali ini lebih terdengar tenang namun menuntut meminta penjelasan.

"Gue nebeng kaca," jawab Kaila di buat setenang mungkin.

"Ngapain?"

"Gue bilang nebeng kaca juga!" balas Kaila yang sudah mulai sedikit kesal.

"Ngapain, hm?"

"Ya Allah. Aziel Dargio Ayzhen, lo gak ngerti bahasa manusia yah? Gue udah jawab, ngapain ngapain ngapain terus balasan lo."

KailAzielWhere stories live. Discover now