Part 54 Siuman

7.2K 477 112
                                    

Pagi saat diana membuka mata, ia dikejutkan dengan sosok keysa yang sudah terduduk di atas bangkar. Berkali-kali ia memastikan pandanganya, benarkah apa yang ia lihat? Ataukah ia masih berada di alam bawah sadar?

Diana berjalan ke arah keysa dengan langkah perlahan namun pasti. Air mata tak mampu ia bendung kala tanganya bersentuhan dengan wajah keysa yang kini menatapnya dengan senyuman hangat. Diana merengkuh tubuh keysa ke dalam pelukannya sembari menangis terisak. Diana benar-benar bersyukur akhirnya keysa bisa kembali membuka matanya. Keysa balas memeluk tubuh diana, sesekali mengusap punggung wanita paruh baya itu dengan perlahan.

“maaf, keysa udah bikin mama khawatir.” Ucap keysa penuh sesal. Diana menggeleng dalam pelukan. "Kamu gak perlu minta maaf cantik." Suara Diana terdengar serak, Keysa bisa merasakan pundaknya basah karena air mata.

Saat pertama kali  membuka mata. sesosok laki-laki langsung menyambutnya dengan pandangan cemas. Sosok itu keysa yakini sebagai kakaknya, tapi anehnya ia tak bisa mengingat nama kakaknya sendiri. Ingatannya seolah-seolah berpencar bagai puzzle yang harus di susun kembali.
Mereka saling pandang satu sama lain selama beberapa detik, dalam waktu beberapa detik itu akhirnya satu nama muncul di ingatannya ‘kevin’ tak salah lagi sosok laki-laki di depannya adalah kevin, kakak kandungnya sendiri.

“kakak, haus.” Ucap keysa kala itu dengan suara yang amat sangat pelan. Sampai david harus mendekatkan telinganya agar bisa mendengar apa yang keysa katakan.
David membantunya minum, sekujur tubuh keysa tak bertenaga. Bahkan ia tak mampu mengangkat satu gelas air dengan tanganya sendiri.

Tak banyak yang david katakan, ia hanya menatap keysa sembari menggenggam telapak tangan gadis itu, memberikan afeksi hangat pada empunya.
Keysa mengedarkan pandangan ke sekitar, sudah jelas ia berada di ruangan salah satu rumah sakit. jam yang berdenting menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Pandangan keysa terhenti pada sosok wanita paruh baya tengah tertidur pulas di atas sopa dengan posisi tubuh meringkuk.

“kak, kok mama tidurnya disana? Kenapa gak di situ aja?” tanya keysa, padahal tak jauh dari bangkarnya ada kasur kosong. Di banding tidur di sofa, tidur di atas kasur akan jauh lebih nyaman.

David tak tahu kalau ternyata hubungan ibunya dan keysa sudah sedekat itu sampai keysa memanggil ibunya dengan sebutan mama. Padahal mereka baru bertemu beberapa kali. Apakah David keberatan Keysa memanggil ibunya demikian? Tidak.. justru David merasa senang.

“katanya mama gak bisa tidur kalo gak  liat muka kamu.” Semenjak keysa di rawat di rumah sakit, diana jadi punya kebiasaan baru, melihat wajah keysa sebelum tidur. Posisi sopa itu kebetulan berhadapan dengan bangkar keysa, jadi diana lebih leluasa memandang wajah keysa yang tertidur damai.

“sekarang tanggal berapa? Udah berapa lama aku disini?”
Dua pertanyaan keluar dari mulut keysa sekaligus.

“tanggal 29 september. Kurang lebih kamu udah dirawat sekitar dua bulan.” Jelas david. Pantas saja tubuhnya bagai mati rasa, ternyata sudah selama itu ia terbaring.
Tak lama setelahnya, diana terbangun.

✨Flashback end.✨

“kenapa kamu gak bangunin mama pas keysa udah bangun?” diana menatap david sesaat. “david gak tega bangunin mama, pules banget tidurnya.” ujar david. Jarang-jarang diana bisa tidur dengan pulas seperti tadi.

Diana lanjut mengobrol dengan keysa, sedangkan david pergi memanggil dokter untuk melaporkan keadaan keysa.
Dari arah pintu david kembali bersama pria berjas putih. Pria itu tersenyum lembut pada pasiennya yang juga sedang tersenyum tipis padanya.

“halo keysa, saya dion dokter pribadi kamu. Saya izin periksa kamu ya?” izinnya dengan lemah lembut. “iya silahkan.” Jawab keysa.

Dokter dion melakukan beberapa pemeriksaan dari mata sampai denyut jantung. Beberapa kali ia menanyakan apakah ada rasa sakit atau rasa tidak nyaman di bagian tubuh keysa.

My Little Sister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang