Chapter Delapan || Saling Menarik

1.1K 148 1
                                    

Happy Reading
Tandai typo!

o0o

8. Saling Menarik

***

Cahaya matahari sedang terik-teriknya. Langit tampak cerah tanpa adanya warna hitam di atas sana. Sepertinya hari ini hari yang baik, nampaknya semesta mendukung apa yang terjadi saat ini.

Santriwan dan santriwati sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mendekor setiap sudut pondok pesantren semenarik mungkin. Mengatur setiap benda dengan rapi sedemikian rupa.

Pondok Pesantren Al-Fatah sedang sibuk-sibuknya. Akan ada acara besar yang diadakan di tempat ini esok hari, dan hari ini adalah acara gladi bersih.

Adnan, Rizky, dan Alif sedang merapikan kain-kain hiasan. Mereka sedang sibuk menghias tenda panggung bersama dengan Nabilla dan Ifa. Tapi mereka berbeda sisi.

"Ini gini bukan, Bil?"

Nabilla mendongak, menatap Ifa yang sedang berdiri di atas meja dan memegang bunga. "Kiri dikit, Fa."

Ifa menggeser sedikit tangannya. "Gini?" Nabilla mengangguk pelan. "Udah pas."

"Ustazah Diyah ini taruh dimana?"

Nabilla menoleh, tersenyum tipis saat tau siapa orang yang ada di belakangnya. Tapi orang itu justru membuang muka.

"Itu kasih ke Nabilla." jawab Ustazah Diyah yang sedang sibuk merangkai pernak-pernik.

"Ke dia?" ulangnya ketus.

"Iya Fika..."

Mendengus kesal, gadis dengan hijab toska itu berjalan ke arah Nabilla dan memberikan kardus berisi bunga plastik dengan kasar. "Tuh."

Gadis itu menerima dengan sigap. "Waalaikumsalam, Fika. Dan terimakasih." ujar Nabilla tulus.

Fika Al-Zakira-- Gadis cantik berkulit sedikit gelap itu satu kelas dengan Nabilla, yang selalu berusaha lebih unggul tentang apapun yang Nabilla punya, dan bersaing mendapatkan perhatian Nazar, padahal Nabilla tidak peduli tentang santri yang bernama Nazar itu. Fika adalah primadona para santriwati ia selalu menjadi pusat perhatian.

Fika mencincing sinis. Lalu, menoleh menatap temannya yang malah bersantai ria duduk di sebelah Ustazah Diyah.

"Ustazah kok bisa cantik pake skincare apa?"

Wanita yang ditanya terkekeh pelan, heran dengan santriwatinya yang satu ini. "Air wudhu sama perawatan tradisional."

Mata gadis itu berbinar. "Spil perawatan tradisional nya dong, Ustazah!" pintanya. "Padahal aku tiap hari wudhu, kok gak glowing-glowing ya..."

Ustazah Diyah terkekeh kembali, di umur yang terbilang tak jauh beda dengan para santri membuat dirinya akrab dan santai dalam mengobrol. "Kamu wudhu cuma mau minta glowing?"

Gadis itu menggeleng cepat. "Nggak dong! Saya wudhu kan buat mensucikan diri."

Ustazah Diyah mengangguk dan tersenyum. "Nah itu tau,"

"Ayo dong Ustazah spil perawatan tradisionalnya biar muka saya mulus kaya, Ustazah--"

"Nana Alfya! Ngapain kamu?!"

Nana Alfya-- gadis manis dan ceria, gadis yang tidak bisa jauh dari prihal kecantikan dan fashion. Gadis berkulit putih pucat itu sedikit lemot, membuat Fika sahabatnya kerap kali di buat geram. Dan Nana termasuk gadis yang terlalu jujur.

I'am Not Muhammad SAW (On Going)Where stories live. Discover now