05 [Perkara Makanan]

1.2K 112 4
                                    

Langit pagi tersibak. Matahari mulai naik menghangatkan muka bumi. Jungkook sudah berada di kelas. Bersama Jimin yang merupakan teman sebangkunya.

"Jungkook-ie, kau sudah mengerjakan tugas rumah fisika belum?" Tanya Jimin menyenggol bahu Jungkook dengan bahunya.

"Sudah." Jawab Jungkook percaya diri. Sambil mengambil buku tugas fisika miliknya.

"Ooohh sudah ya?" Jimin mencoba mengintip buku yang Jungkook buka. Ia bisa melihat tugas rumah milik Jungkook sudah selesai.

Jimin mencoba membaca jawaban yang telah Jungkook tulis. Menyalinnya ke buku tugas dirinya.

Disaat ia sedang asyik menyontek, Jungkook memergoki. Ia melotot.

"Hyak! Kenapa kau menyontek milikku?!" Bentak Jungkook memajukan bibir manyunnya. Segera ia menutup bukunya dan menjauhkannya dari jangkauan Jimin.

"Hehe... A-aku belum selesai, Jungkook. Aku tidak tahu jawabannya. Bolehkah aku melihat jawabanmu? Hanya satu nomor saja." Mohon Jimin dengan mata penuh harap.

Jungkook merasa iba. Ia tidak bisa melihat mata Jimin yang berair tertuju padanya.

"Baiklah. Seharusnya kau bilang dulu padaku. Mungkin aku bisa memberimu ijin." Jungkook memberikan jawabannya secara cuma-cuma.

"Gomawo, Jungkook-ie..." Saking senengnya, Jimin memeluk Jungkook refleks. Membuat Jungkook gerah dan langsung menjauhkan tubuhnya dari jimin.

"Oh iya, aku dengar Taehyung sudah pulang dari Jepang ya? Kapan?" Tanya Jimin seraya menyalin setiap jawaban milik Jungkook ke buku tugasnya.

"Um... Tiga hari lalu." Ucap Jungkook memainkan pensilnya.

"Bagaimana dia sekarang?"

"Tidak bagaimana bagaimana. Masih sama saja seperti dulu. Menyebalkan."

Jimin menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Jungkook lekat.

"Kook, bagaimana kalau kita menemuinya. Aku sangat merindukan Taehyung."

Jungkook mengerutkan kening. Ia tidak maulah. Mengingat terakhir kali dirinya bertemu dengan Taehyung adalah masa yang sangat menyebalkan baginya.

"Aku tidak mau! Kau saja sendiri." Suruhnya. Namun jimin memegang kedua bahu Jungkook. Memohon dengan mata yang berkaca.

"Ayolah, Jungkook-ie.... Aku tidak ingin bertemu dengan Taehyung sendirian. Kaulah teman yang paling cocok aku ajak."

Lagi-lagi, karena merasa iba dengan mata berair milik Jimin, Jungkook pun mengangguk. Ia sampai hafal jurus yang bisa membuatnya takluk pada seorang Jimin hanyalah mata berair. Tak tahu Jimin memiliki mata yang sehat atau belekan. Tapi Jungkook sungguh tak bisa melihatnya.

Jungkook mengangguk sebagai jawaban. Jimin melotot dan senang.

"Gomawo, Jungkook-ie. Kau memang temanku yang paling baik." Jimin memeluk Jungkook dan seperti biasa Jungkook akan menjauhkan tubuhnya cepat.

***

Akhir pekan tiba. Jimin dan Jungkook hendak bertemu dengan Taehyung untuk melepas rindu. Jungkook sudah membuat janji pada sepupunya itu jika mereka akan datang kerumah Taehyung. Dengan senang hati, Taehyung pastikan akan membuka lebar pintu utamanya.

Jimin memutuskan menghampiri Jungkook dengan mobil keluarga. Dengan diantar supir keluarga Jimin, mereka melaju ke rumah Taehyung.

Tak lama mobilpun telah sampai di tempat tujuan. Duo remaja itu keluar lalu berjalan penuh semangat ke rumah Taehyung.

Unforgettable | NamKookWhere stories live. Discover now