12 [Marah]

774 80 3
                                    

Malam yang semakin larut, tak terasa sudah hari ke tiga Jungkook melaksanakan ulangan tengah semester ganjil. Esok hari adalah jadwal mata pelajaran biologi. Pelajaran yang menjadi favorit remaja bergigi kelinci.

Dengan semangat empat lima, Jungkook masih terus belajar sungguh-sungguh. Matanya yang sebulat bulan purnama masih terang benderang seolah tak ada kantuk yang menghadangnya. Padahal sudah hampir jam sepuluh malam. Ayahnya Namjoon juga sudah bolak balik ke kamar menyuruhnya segera tidur.

"Sel jaringan otak berada diantara..."

Ceklek...

"Kookie? Kenapa masih belajar nak? Ini sudah malam, kau harus tidur." Namjoon yang lagi-lagi masuk untuk mengecek anaknya pun terkejut lagi. Sudah tiga kalinya ia memergoki Jungkook masih berkutat di depan meja belajar.

"Sebentar lagi, ayah... Aku belum selesai membacanya..." Sanggah Jungkook.

"Tuh kan, obatnya belum diminum! Palli minum obatnya lalu pergi tidur! Besok ayah tidak mau mengantar Kookie lagi kalau tidak mau menurut."

Karena ancaman itu, Jungkook bergegas menutup bukunya. Menenggak obat sebutir lantas memberesi alat sekolahnya.

"Kookie mau tidur, minggir ayah!" Jungkook berlari menuju kasur berseprai jerapah miliknya. Ia langsung menghempaskan tubuh ke atas lantas menutupinya dengan selimut hingga wajahnya tenggelam dan menyisakan kedua kelopak tertutupnya saja.

Namjoon yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Anaknya sangat lucu sekali, juga menggemaskan. Mana mungkin dia tidak mau mengantarnya?

Namjoon mendekati ranjang, duduk di tepian lantas mengelus surai Jungkook.

"Jaljayo anak ayah... Mimpi indah ne..." Satu kecupan mendarat di kening Jungkook. Tak terasa Jungkook sudah terlelap. Namjoon kembali terkekeh.

Beranjak dari kasur, menyalakan lampu meja lalu mematikan lampu utama, Namjoon lantas berlalu keluar tanpa mengunci pintu.

***

Seperti hari-hari yang lalu, Jungkook selalu bangun pagi sekali. Namjoon sampai kewalahan mengikuti kebiasaan baru anak semata wayangnya itu.

Kini mereka sudah berangkat, padahal waktu masih menunjukkan pukul enam lima belas menit.

"Kerjakan soal dengan jujur, Kookie."

"Siap, ayah! Daaah..."

Jungkook berjalan cepat sedikit melompat-lompat riang. Pasalnya hari ini adalah jadwal ulangan biologi. Tentu ia sudah mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh. Ia hendak membuktikan bahwa dirinya mampu mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter.

Bel masuk berbunyi. Seluruh siswa berhamburan masuk ke dalam ruang kelas.

Jungkook pun duduk di bangku yang telah ditentukan. Bibirnya tak henti tersenyum optimis, wajah cerianya tak bisa berbohong bahwa ia sedang senang hari ini.

Lembar soal mulai dibagikan. Seluruh siswa diminta mengerjakannya mulai sekarang.

Sejauh tiga puluh menit ini, terlihat setiap siswa masih tenang-tenang saja. Tidak ada yang berani saling bertanya sebab guru pengawas masih intens mengawasi.

Satu jam kemudian, guru pengawas agaknya sudah sedikit lengah. Satu dua siswa mencuri kesempatan untuk bertanya pada Jungkook. Jungkook sendiri yang tengah fokus mengerjakan pun tak mendengar panggilan itu.

"Jung!!! Jung!!" Mingyu memanggil dengan berbisik di belakang Jungkook. Jungkook berhasil mendengarnya, ia pun berbalik spontan.

Mingyu memberi kode padanya untuk memberi jawaban di nomer tiga dengan jarinya. Jungkook yang tak sadar pun terus bertanya maksud Mingyu. Suara Mingyu menjadi sedikit keras. Karena itu guru pengawas akhirnya mendengar.

Unforgettable | NamKookDove le storie prendono vita. Scoprilo ora