06 [Insiden Kecil]

1.1K 102 5
                                    

Jungkook melangkah penuh semangat di koridor perusahaan milik ayahnya. Berlari kecil sembari bersenandung riang hingga tas sekolahnya terlonjak-lonjak. Ia tak menghiraukan seseorang lain yang juga berjalan berlawanan dengannya dari arah depan.

Hingga tubuh mungilnya terpental dan berkas-berkas yang seseorang itu bawa berhamburan terbang. Jungkook tak sengaja menabraknya dan berakhir ia terjatuh cukup keras.

"Awhhh...." Ringisnya. Tubuhnya terduduk dilantai dengan tangan yang mengelus betis kakinya.

"Astaga.... J-jungkook? Ya ampun, maafkan tante, Kookie... Tante tidak sengaja. Yang mana yang sakit, hm? Sini biar tante lihat." Yeoja cantik berhak tinggi itu panik setelah melihat anak sekolah yang ia tabrak adalah anak bosnya. Ia mencoba meraba-raba kaki Jungkook dengan lembut setelah menata berkas yang berceceran.

"T-tante Jung? K-kaki Kookie sakit... Hiks..." Jungkook meringis dan sedikit menangis. Membuat Yeoja itu semakin panik. Ia melihat betis yang selalu Jungkook pegang. Terlihat memerah dan membiru.

"Kita ke poli ya... Tante gendong sampai sana." Yeoja bernama Jung Yerin itu menawarkan punggungnya untuk Jungkook tunggangi. Jungkook ragu sebab ia tahu badannya berat. Mana mungkin Yerin mampu menggendongnya.

Lantas Jungkook pun menggeleng. Yerin menghela nafas, mencari siapa saja yang bisa ia minta bantuan.

Dan datanglah Namjoon, ia terkejut saat melihat putranya terduduk di lantai dan menangis.

"Kookie.... Ada apa denganmu, nak?" Tanyanya panik.

"K-kookie jatuh, ayah... Hiks... K-kaki Kookie sakit." Jungkook menunjukkan kakinya yang semula hanya membiru kini mulai bengkak.

"Astaga, nak... Sepertinya kakimu terkilir. Ayah kan sudah bilang, jangan lari-larian kalau ke kantor." Oceh Namjoon sembari mulai mengecek keadaan kaki sang anak. Jungkook hanya menunduk merasa bersalah.

"M-maaf, direktur Kim. Saya tadi tidak sengaja menabrak adek Kookie..." Timpal Yerin saat melihat Namjoon khawatir sekali pada sang anak sampai-sampai Jungkook hendak dimarahi. Namjoon berbalik menatapnya, menyadari eksistensi lain yang sejak tadi ada bersama sang putra.

"Ah, iya, Yerin. Maafkan anak saya, ya. Jungkook memang suka lari-lari di kantor. Maaf kalau dia menabrakmu tadi." Ucapnya tak enak hati. Lantas mulai memposisikan punggungnya didepan Jungkook.

"Tidak kok, direktur. Saya yang seharusnya meminta maaf sudah membuat adek Kookie terjatuh. Sini biar saya bantu naikkan adek Kookie." Yerin yang tahu maksud Namjoon pun membantu. Jungkook kini sudah siap dalam gendongan sang ayah ke ruang kerjanya.

Sesampainya di ruang kerja Namjoon, Jungkook dibaringkan di kasurnya. Ada sebuah ruangan pribadi didalam ruangannya, bahkan lumayan luas dan lengkap.

"Mana yang sakit, hm?" Namjoon duduk disamping ranjang, membuka celana sang anak sebatas lutut lantas meraba-rabanya pelan.

"Awhh... Hiks... Sakit, ayah..." Jungkook tersentak kala Namjoon memegang betisnya tepat didekat pergelangan kaki.

"Makannya jangan suka lari-lari. Kasihan lantainya, kan?" Namjoon mulai mengolesinya dengan minyak angin sembari menunggu dokter poli di kantornya sampai. Minyak angin mampu meredam rasa nyeri saat kaki terkilir.

Jungkook mengerutkan kening tak terima, "Yang sakit Kookie bukan lantainya! Hiks... Ayaaaah..." Ia merengek sebab ayahnya justru mengkhawatirkan kakinya bukan dirinya.

Namjoon yang melihat anaknya merajuk pun tertawa gemas. Ia hanya menggoda saja, sebab Jungkook akan semakin menggemaskan jika merengek.

"Hahahaa... Iya ayah tahu... Kookie kan putra ayah satu-satunya, masa tidak dikhawatirkan. Jantung ayah sampai mau copot lihat Kookie ngelemprak dibawah tadi." Seru Namjoon.

Unforgettable | NamKookHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin