34. Tatap yang tak terbaca

4.3K 956 428
                                    

Kalo gak salah, ini part terakhir yang dulu pernah aku upload yah. Jadi part selanjutnya adalah part terbaruuuu 🥰




Kelima orang itu berlutut sambil menjewer teling satu sama lainnya. Supaya adil, orang yang berlutut paling pinggir menjewer satu telinganya sendiri. Tampilan seragam mereka sudah lusuh tak karuan. Ada cap sepatu di kemeja salah satu orang itu, ada yang hidungnya mimisan, ada yang belahan bibirnya berdarah, ada yang sudut matanya memar sampai dia harus menyipitkannya. Kelima orang itu adalah mereka yang tidak bisa kabur. Sementara dua lainnya sudah melarikan diri dengan melompati pagar lagi.

Pak Kamal berjalan bolak-balik di depan mereka sambil memberikan ceramah panjang mengenai apa yang benar dan salah dalam pergaulan remaja. Pentungan hitam di tangannya ia tepuk-tepuk.

Sementara di teras pos, tiga remaja lain sedang duduk dan dua orang terlihat agak sibuk. Mereka adalah Alan, Al dan El. Sangat kentara kepanikan yang ada di wajah si kembar. Bukan karena Al merasa perutnya agak sakit karena terkena pukulan, bukan pula karena kaki El sedikit ngilu karena terkena tendangan. Mereka tidak mengkhawatirkan hal sepele itu.

Karena ada sesuatu yang lebih penting yang membuat mereka tidak berani untuk pulang ke rumah.

"Ini bakal ilang gak, siiiih?" El sampai melepas jas dan kemejanya hingga kini hanya tersisa kaus putih polos padanya. Dia berujar panik seperti itu sambil menggosok-gosok kemejanya yang terkena noda darah. Percayalah, El sangat ketakutan sekalipun itu bukan darahnya. Karena kalau bundanya lihat... Hmmmm, El benar-benar tidak bisa meramal apa yang selanjutnya akan terjadi.

Lalu Al, "Ada setrikaan gak di apartemen lo? Kemeja gue gak pernah kusut kaya gini." Dia sedang mengkhawatirkan seragamnya yang kusut akibat diremas dan ditarik saat melawan orang-orang itu. Seumur-umur, dia tidak pernah pulang ke rumah dengan seragam yang kusut. Dia selalu pulang dengan rapih seperti saat dia berangkat. Jadi, kalau bundanya melihat seragamnya seperti ini... Hmmm, Al khawatir tidak bisa menanggung konsekuensinya.

Alan yang menjadi penonton perkelahian dan penonton kepanikan mereka hanya bisa menganga lebar-lebar. Dua anak kembar ini sungguh sudah membuatnya takjub. Benarkah mereka hanya anak remaja biasa? Kalau iya, bagaimana bisa mereka lebih mengkhawatirkan seragam mereka setelah berkelahi dengan tujuh orang yang beberapa dari mereka memiliki tubuh yang lebih besar? Apakah kedua remaja ini bisa dianggap normal? Bahkan mereka juga tak mempedulikan buku jari mereka yang mulai memerah dan memar.

Setelah semua itu, yang mereka pikirkan hanyalah seragam?! APAKAH MEREKA BERCANDA?!

HAH, rasanya harga diri Alan yang sejak kecil dilatih seperti anggota militer tercoreng sudah. Ini sungguh sangat memalukan baginya. Dan berpikir kalau tugasnya menjadi pengawas sangat tidak diperlukan. Alan menyesal telah menyamakan tugas ini seperti menjadi baby sitter. Mana ada baby sitter yang membiarkan anak-anaknya berkelahi sementara dirinya hanya bisa menonton?! Ini benar-benar memalukan. Jika melaporkan kejadian ini, khawatir dirinya akan dipecat dari pekerjaannya.

"Hey Al, soal lo di keroyok sama lima orang-"

"Mereka bukan apa-apa," potong Al pada El yang mulai menagih pembahasan kejadian itu.

"Bisa lebih jelas?!"

"Lima orang yang kemarin gak bener-bener bisa bela diri. Anggaplah mereka berantem cuma pake insting dan beberapa gerakan yang diliat dari film. Beda sama orang-orang yang tadi. Beberapa dari mereka jelas bisa bela diri, apalagi yang namanya Leo," jelas Al lebih panjang. Itulah kenapa meski tadi ia melawan tiga orang yang maju bersama, perbandingannya sangat berbeda dengan melawan lima orang tempo hari.

"Hm, gue liat tadi lo emang agak kerepotan sampe Leo berhasil mukul lo," kata El.

"Tapi setelah gue amatin tadi, dia biarin enam orang maju buat lawan kalian dan dia cuma nonton. Saat dilihat dia punya kesempatan, dia ikut masuk dan akhirnya berhasil mukul lo, Al. Setelah itu dia biarin tiga orang tadi ngelawan lo lagi dan dia nonton kalian lagi."

Different (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang