"Seenggaknya gue bukan lo yang langsung nyimpulin sesuatu dengan emosi kan?"

****

"Sei, mau kemana?"

Seina menoleh, membenarkan tumpukan buku yang dibawanya. "Biasa, ngebabu," jawab Seina membuat Candra tertawa.

Cowok itu menyamai langkah Seina, "susah banget ngedeketin elo," curhat Candra.

"Lah kenapa? Ini lo disamping gue. Deket dong?" gurau Seina. Meski gadis itu juga masih bingung dengan perkataan Candra.

"Si babi."

"Lo ngatain gue?!" kaget Seina.

"Maksud gue si Allard anjir, bukanya ngatain elu. Ngatain Allard," ujar Candra membenahi.

Seina terkekeh. "Allard kenapa?"

"Tau sendiri gimana sensinya dia sama gue," ujar Candra mengadu.

Seina diam sesaat, Candra mengernyit heran kala Seina menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" tanya Candra heran.

"Lo emang dulu punya masalah apa sama Allard?" tanya Seina. Menatap tajam Candra. "Jujur gak? Clarisaa ya?" Ragu Seina.

Candra menimang-nimang sebentar. Tersenyum meledek. "Emang kenapa kalau emang Clarisaa?" goda Candra.

"Gapapa."

Merasa Candra tak ingin menanggapi ucapanya. Seina melanjutkan langkah dengan raut sebal.

"Allard sama Clarisaa masih punya hubungan kan?"

Seina tersentak. "Hubungan apa? Nggak deh," bantahnya.

Candra tersenyum tipis. "Gue kira masih. Soalnya dia masih peduli banget sama Clarisaa kan. Jagain dia maybe."

"Iya kali," ujar Seina menjadi kesal. Padahal dia sendiri yang meminta Candra untuk bercerita.

"Gue inget sih gimana Allard bela-belain jagain Clarisaa. Dulu dia punya masalah sama Kakak gue, sama Clarisaa, gitu lah. Makanya jagain Clarisa gitu banget. Sayang aja malah ditinggal ke luar negri."

"Ditinggal keluar negri?" Oke, Seina sudah dengar cerita tentang Clarisaa dari Allard. Tapi rasanya beda saat Candra menceritakan kejadian lama mereka. Kenangan.

"Iya. Lo nggak tau?"

"Tau kok," balas Seina memilih menyudahi oblrolan.

Candra tersenyum miring. Langkah mereka berhenti tepat didepan ruang guru. Sebelum Seina masuk, cowok itu menahan lengan Seina.

"Sei."

"Apa?" tanya Seina.

"Awalnya gue main-main," ujar Candra. "Tapi kayaknya gue serius mulai sekarang."

Seina mengernyit. "Main-main tentang apa?"

Candra tersenyum manis. "Tentang lo."

*****

"Allard!"

Seina menghentikan langkahnya didepan Allard. Gadis itu tersenyum manis.

"Kenapa?" tanya Allard. Membenarkan tas ransel dipundaknya.

"Gitu amat," wajah Seina yang awalnya sumringah kini berubah murung.

Allard terkekeh, tanganya terangkat mengusap rambut Seina pelan. "Pulang sendiri gak papa kan?" tanya Allard. Cowok itu mengambil helm yang berada diatas jok motornya.

"Biasanya juga gitu," balas Seina langsung.

"Lo lembut banget sekarang," ejek Allard.

"Kasar salah, lembut salah." Seina mendengus sebal.

Our Destiny [END]Where stories live. Discover now