Enam belas

125 13 0
                                    

"NI-KI! JANGAN KABUR LO!" suara Adele menggema disepanjang koridor.

Adele masih terus berlari sambil berteriak memanggil nama Ni-ki. Namun sialnya lagi, Adele menginjak tali sepatunya sendiri yang membuatnya terjerembap ke lantai.

Ni-ki yang merasa sudah tidak dikejar lagi memilih menoleh ke belakang. Dilihatnya Adele sedang menunduk memeluk kedua lututnya.

Karena merasa kasihan, Ni-ki pun berbalik menghampiri Adele.

"Lo gak apa-apa?" tanya Ni-ki sambil melihat wajah Adele yang tertunduk.

"Kena kan lo!" Adele memegangi erat tangan Ni-ki agar tidak kabur lagi.

"Lepasin gue perkedel!" ucap Ni-ki.

"Perkedel mata lo! Nama gue Adele, A-d-e-l-e tau!" ucap Adele sewot.

"Iya-iya, lepasin gue Adele yang cantik.."

"Tapi bohong" lanjut Ni-ki dalam hati.

"Gak usah rayu gue, gak mempan!"

"Dih, siapa juga yang rayu lo, kepedean huu.." Ni-ki menyoraki Adele.

"Lo mau gue gebukin hah?!" Adele memelintir tangan Ni-ki ke belakang-- membuat sang empunya kesakitan.

"Aduh aduh.. Ampun please, lepasin" ucap Ni-ki mengaduh kesakitan.

Ni-ki baru ingat kalau cewek didepannya ini anak taekwondo. Ditambah cewek ini jutek dan tidak ada lembut-lembutnya. Namun soal wajah jangan ditanya. Yups! Adele mempunyai wajah yang cantik dan mempunyai kedua lesung pipit dikedua pipinya. Membuatnya jadi incaran para kaum adam disekolahnya.

"Makanya piket dulu dikelas, jangan main kabur aja lo!" ucap Adele sedikit membentak.

"Iya-iya.. Ini gue mau piket sumpah" balas Ni-ki.

"Yaudah ayo cepet" Adele langsung menarik belakang kerah seragam Ni-ki seperti menjinjing anak kucing.

Sesampainya didepan pintu kelas, Adele mendorong Ni-ki masuk.

"Tadi dijinjing, sekarang didorong, terus nanti di apain lagi? Digelindingin?"

Adele mengiyakan pendapat Ni-ki. "Boleh juga tuh, nanti gue gelindingin lo dari tangga atas sampe ke bawah"

"Tega banget sih lo" ucap Ni-ki.

"Bodo amat! Udah sana cepet piket. Hapusin tulisan dipapan board, sapuin kelas, oh iya terus pel juga, sama--"

"Anjing! Banyak amat. Terus lo ngapain nanti? Gak bantuin gitu?" beruntun pertanyaan keluar dari mulut Ni-Ki.

"Gue bantu doa kan" ucap Adele dengan entengnya.

"Gak lucu ya, lo juga piket sana bego!" titah Ni-Ki.

"Gitu aja baperan dih" Adele menabok punggung Ni-ki.

"Ck! Sakit tau" Ni-ki berdecak sebal.

"Kebanyakan drama lo! Udah sana piket"

Ni-ki mengambil kain pel dengan ogah-ogahan dan mengelapkannya ke papan tulis.

Sementara itu Adele mengambil sapu dan menyapu ruang kelas itu. Kini hanya mereka berdua yang piket karena temannya yang lain sudah piket duluan tadi.

"Lo yang bener aja sih! Masa kain pel pake ngehapus papan tulis!" suara Adele menggelegar dalam ruang kelas.

"Mulut lo ke toa amat sih, kecilin dikit coba volume nya. Sakit nih kuping gue"

"Lagian lo-nya kek orang dongo sih!" sinis Adele.

Seven Prince | ENHYPENWhere stories live. Discover now