Dua belas

159 19 0
                                    

Heeseung menaruh ponselnya dan pergi menuju ke dapur. Ia melihat-lihat apakah ada sesuatu yang bisa dia makan karena perutnya dilanda kelaparan.

Namun nihil, tak ada makanan di dapur apartemen Jay. Heeseung pun kembali ke ruang tengah dengan langkah gontay. Dia kemudian mendudukan pantatnya disofa.

"Jay" hanya kata itu yang Heeseung ucapkan.

Jay yang tengah menonton tv menoleh. "Apa?" tanya Jay.

Heeseung menepuk-nepuk perutnya menandakan bahwa dia lapar. Jay yang melihat itu mengalihkan pandangannya dan menonton tv kembali.

Heeseung pun pindah duduknya dan mendekati Jay. Dia juga mengusir Jungwon yang duduk dekat Jay.

"Dasar ganggu aja lo!" Jungwon berdiri dari duduknya dan pindah ke tempat Heeseung duduk tadi.

"Jay" panggil Heeseung lagi.

Jay menghela nafasnya. "Apa lagi?" tanyanya.

"Lo gak peka banget sih, gue lapar astaga" Heeseung memasang raut wajah sedih.

"Kalo lapar, ya makanlah" ucap Jay.

"Gue makan lo aja gimana?" tawar Heeseung.

Jay menutup mulutnya dan berpura-pura kaget. "Omo! Lo kabinal hyung?"

Heeseung memandang Jay dengan datar. "Kanibal bego!" ucap Heeseung.

"Nah iya, maksud gue itu" balas Jay.

"Hm. Gue lapar nih, masakin dong" suruh Heeseung.

"Emang didapur gak ada makanan?" tanya Jay. Heeseung menggelengkan kepalanya.

"Masak telur ceplok aja sana" ucap Jay.

"Gak mau" ucap Heeseung.

"Beli online aja kalo gitu"

"Gak mau" Heeseung tetap kekeh.

"Yaudah sekalian gak usah makan" balas Jay.

"Gue mau nya masakan lo kayak biasa" ucap Heeseung.

"Gue lagi mager" balas Jay.

"Ada yang lapar?!" tanya Heeseung sedikit berteriak. Semua temannya mengangguk dan mengalihkan perhatian pada Jay.

Jay yang ditatap seperti itu oleh teman-temannya menghembuskan nafasnya pasrah. Padahal dia sedang sibuk menonton acara kesukaannya, namun dia tidak bisa tenang karena temannya semua.

"Besok semuanya angkat kaki" ucap Jay sambil berlalu menuju ke dapur untuk memasak.

"Yoi siap hyung!" sahut Ni-ki yang sedang memainkan ponselnya.

Semua temannya pun kembali menoleh dan menatap tajam kearah Ni-ki. Ni-ki yang merasa sedang diperhatikan mengalihkan pandangannya dari ponsel. Betapa terkejutnya Ni-ki ketika semua temannya memegang bantal, sapu, vas bunga, bahkan Jake mengangkat meja untuk dilemparkan kepadanya.

"Buset! Kalian semua ngapain?" tanya Ni-ki sambil memegang dadanya.

Meja yang diangkat oleh Jake di taruhnya lagi karena sangat berat. Namun tiba-tiba Sunoo berteriak keras.

"Aaa... bangsat! Kaki gue tolong!" teriak Sunoo kesakitan.

Jay yang mendengar suara tersebut langsung berlari dari dapur menuju ruang tengah. "Ada apa?" tanya Jay khawatir. Namun seketika itu teman-temannya menertawakan Jay.

"Kok lo semua malah ketawa sih?" tanya Jay heran.

"Ekspresi lo kayak orang dungu anjir" ucap Jungwon.

Seven Prince | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang