Part 9

800 79 8
                                    

"Kenapa makanannya cuma diaduk-aduk, Kak?" pertanyaan itu diberikan Cindy ketika melihat putrinya kembali tidak nafsu makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa makanannya cuma diaduk-aduk, Kak?" pertanyaan itu diberikan Cindy ketika melihat putrinya kembali tidak nafsu makan.

"Gak selera, Mi."

"Kamu mau makan apa?" kali ini Jovan yang bertanya. Pria itu sudah mengetahui dari istrinya jika putri sulungnya ternyata sudah berbadan dua. Pertama kali mengetahui hal itu, tentu saja Jovan merasa shock, marah, kecewa, tapi juga ada rasa senang.

"Kakak gak mau makan," kepalanya menggeleng sambil meletakkan sendok dan garpunya di atas piring.

"Kamu harus makan, Kak."

Aileen cemberut, gadis itu kembali menggeleng.

"Malam, semua," sapaan riang Lea itu membuat mereka menoleh, "Malam, bum–"

Lea menghentikan sapaannya ketika diberi pelototan oleh Cindy dan juga senggolan di lengannya.

"Lea, Reygan, Genta, ayo ikut makan," ajak Cindy.

"Kok lo bisa bareng Reygan, Le?" Aileen menyipitkan matanya kepada Lea hingga perempuan itu tertawa.

"Gak usah cemburu. Cuma bareng dari pintu depan doang," katanya santai.

"Siapa juga yang cemburu?" ketus Aileen.

Semuanya terkekeh melihat reaksi Aileen.

"Ayo makan semua."

"Kenyang, Om. Ini habis pulang makan sama Genta."

"Itu kenapa gak dimakan?" Reygan menunjuk piring di hadapan Aileen dengan dagunya.

"Gak nafsu. Malas," sahut Aileen.

"Makan, Ai," suruh Reygan.

"No."

"Kalah lo sama Aerilyn. Adik lo aja mau makan," Reygan melihat Aerilyn yang disuapi oleh Cindy.

"Biarin aja. Dia kan disuapi Mami."

"Kamu mau Mami suapi juga?" Cindy menoleh pada sulungnya.

Aileen diam. Reygan mengambil alih piring makan Aileen. Dia menyendokkan nasi serta lauk, lalu menyodorkan ke depan mulut Aileen.

"Ayo makan, gue yang suapi. Mami biarin suapi Lyn," ujar Reygan menempelkan sendok di bibir Aileen.

Aileen masih terlihat enggan.

"Aileen."

Perlahan mulut Aileen terbuka dan menerima sedikit suapan dari Reygan.

Lea tersenyum menggoda. Bibirnya sudah gatal ingin menggoda Aileen, tapi sejak tadi orang-orang yang berada di sana sudah memberikan peringatan padanya untuk menutup mulut rapat-rapat.

"Gue mau bilang sesuatu sama lo," setelah Aileen menghabiskan makan malamnya, Reygan menyuapi Aileen buah yang sudah dipotong-potong.

"Apaan?"

It's ScenarioWhere stories live. Discover now