Bab Delapan

55 46 100
                                    

•(•×•)•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(•×•)

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍"Hei, gadis ceroboh."

Suara itu langsung membuat Christie dan Lily menoleh ke samping kanan, dan seketika gadis yang memakai kacamata membulatkan matanya, ia sungguh terkejut melihat kehadiran Kei. Begitupula dengan Lily, namun ia terkejut bukan karena munculnya Kei, tapi seorang wanita yang berdiri di samping sosok itu.

"Ya Tuhan!" seru Lily tanpa sadar. "Akhirnya aku bisa bertemu denganmu." Segera gadis itu memegang tangan Karen, mengajaknya bersalaman.

Karen tersenyum lebar, merasa senang karena kedatangan salah satu penggemarnya. "Terima kasih...?"

"Lily," sahutnya cepat. "Lily Sofie."

"Ya, Lily," lanjut Karen dengan masih menjabat tangannya.

"Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar? Apa kau sedang sibuk?" Tanya Lily sambil mengharapkan jawaban yang bagus.

"Tidak-"

"Bagus, ayo!" Sela Lily dengan semangatnya sambil menggandeng lengan Karen dan pergi meninggalkan Christie bersama Kei.

"Lily-" Christie berhenti berucap, ia pasrah saja karena jika dipanggil pun temannya itu tidak akan menyahut lagi. Di balik kacamatanya, Christie melirik Kei yang entah kenapa lagi-lagi tidak menghindarinya.

Karena merasa canggung, segera Christie hendak pergi, namun ditahan oleh ucapan laki-laki itu, "kau mau ke mana? Dan untuk apa kau memakai kacamata? Memangnya kacamata itu tidak mengganggumu untuk melihat lukisan atau hal lain di sini?"

Christie meliriknya lagi lalu berdeham dan menjawab, "memang apa urusannya denganmu? Lagi pula, aku akan keluar dari sini."

"Begitukah?"

"Hm."

"Ya sudah, silakan. Tapi, jangan harap setelah ini kau dapat masuk ke sini lagi."

Christie membulatkan matanya. Apa maksud laki-laki itu? "Kenapa kau bicara begitu?" Ia bersuara dengan heran.

"Maka dari itu, lebih baik kau tetap di sini, jangan pergi ke mana-mana," suruh Kei lalu melangkah pergi dengan kedua tangan di saku celana.

Christie hanya memandang punggung Kei dengan semakin heran. Seenaknya saja berkata seperti itu, padahal museum ini bukan miliknya, ya walaupun dia adalah adik dari pemilik museum ini, tapi bukan berarti dia bisa berkata demikian, bukan?

Choice [Hiatus :/]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang