Bab Lima

55 53 71
                                    

•(•×•)•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(•×•)

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍Kei keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut hitamnya yang setengah basah dengan handuk kecil. Setelah mandi dan keramas, Kei berharap pikirannya pun akan kembali segar. Tapi, nyatanya tidak. Ia menggerutu kesal lalu duduk di depan meja komputernya. "Kenapa lagi-lagi dia muncul di pikiranku?" gumamnya tak habis pikir.

'Dia' yang dimaksud adalah Christie, sosok yang sempat membuat masalah dengannya beberapa hari yang lalu. Padahal, setelah kejadian itu, Kei bersikap biasa-biasa saja, dalam artian ia tidak terlalu memikirkan gadis itu bahkan ia sempat lupa apa yang sudah terjadi pada dirinya, tapi sekarang? Kei mendecakkan lidahnya.

Bayang-bayang wajah gadis itu semakin jelas dan terus muncul di dalam kepalanya, terutama saat gadis itu hendak kabur secara diam-diam dari cafe. Kei menggelengkan kepalanya, merasa hal ini menjadi rumit dan menjengkelkan.

"Dan ternyata aku tidak salah mengenai ikat rambut itu, ikat rambut yang kulihat saat dia mau "membersihkan kekacauan" yang telah diperbuatnya," gerutu laki-laki itu lalu membuang napas pendek.

Memang kebiasaan Christie yang sering menaruh ikat rambutnya di pergelangan tangan, sepertinya saat kejadian itu Kei tidak sengaja melihat benda tersebut berada di pergelangan tangan kanan Christie.

Kei kembali mengeringkan rambutnya sampai ponselnya yang terletak di dekat komputer berbunyi. Ia mengalungkan handuk di lehernya dan mengangkat panggilan sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Hai, Mom," sapa Kei. Ia diam sejenak lalu berucap lagi, "iya, aku baik-baik saja di sini. Bagaimana dengan kalian? Dan sampai kapan kalian akan berada di Milan?"

Keluarga Jullians sangat menyukai seni sehingga tak jarang mereka -kecuali Kei karena ia masih bersekolah- bepergian ke luar negeri untuk menghadiri pameran-pameran yang diselenggarakan. Hal itu kadang membuat Kei kesal karena ia akan ditinggal sendirian di apartemen. Tapi, kali ini orang tua Kei pergi bukan karena menghadiri undangan pameran, tapi mereka hanya pergi berlibur.

Kei mengerutkan keningnya dan menggerutu, "aku tidak manja." Ia memutar kursi khusus gaming yang ia tempati. "Aku bosan hanya sendirian di sini ... Iya aku tahu Karen sudah kembali, tapi dia tinggal bersama suaminya di apartemen yang berbeda denganku ... Ya sudah, kalian hati-hati di sana dan cepatlah pulang."

Setelah diakhiri dengan permintaan Kei, panggilan berakhir dan ia kembali menaruh ponselnya di meja lalu menatap langit-langit kamarnya dan membuang napas pendek.

*

Sedari tadi gadis yang memakai sweater baby blue terus menggerakkan tangannya di layar ponselnya sembari tidur tengkurap di kasur. Christie sedang mencari inspirasi untuk membuat roti yang akan dibuatnya saat acara tahunan sekolah, ia pastinya ingin memberikan yang terbaik dan berbeda dari tahun sebelumnya.

Choice [Hiatus :/]Where stories live. Discover now