Bab Empat

60 52 113
                                    

•(•×•)•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(•×•)

‍‍‍‍‍‍‍‍"Silakan," ucap Josh sambil meletakkan cangkir kopi dan makanan ringan pada dua pengunjungnya yang duduk di depan meja bar.

Beruntung mereka tidak duduk di tempat yang jauh dari meja bar hingga Josh tak perlu kerepotan untuk membawakan pesanan keduanya. Sedangkan Christie? Selama itu dia masih bersembunyi, Josh yang tidak tahu masalah gadis itu pun memilih untuk diam, ia berpikir nanti saja untuk menanyakannya lebih jelas.

"Menu baru dari cafe ini enak," ucap Karen dengan takjub. "Tapi, kenapa cafe ini sepi?"

Josh menatapnya lalu tersenyum samar. "Karena banyak cafe baru yang bermunculan, membuat orang-orang lebih memilih untuk ke sana dan meninggalkan tempat ini," ucapnya pilu.

Karen yang mendengarnya mengangguk-angguk sambil melihat seisi cafe. "Tapi, sepertinya karena nilai seni di tempat ini juga kurang sehingga membuat mereka bosan dengan desain yang itu-itu saja."

Josh mengangkat kedua alisnya lalu turut memandang sekitar. "Sepertinya memang benar, desain di cafe ini terlalu monoton dan biasa-biasa saja untuk anak muda."

Karen melirik sang barista sambil tersenyum. "Berarti aku datang di tempat dan waktu yang tepat." Ia berkata dengan bersemangat hingga membuat Kei meliriknya lalu menghela napas, mengetahui apa yang akan dikatakan kakaknya selanjutnya.

"Apa maksudmu?" tanya Joshua dengan penasaran.

Karen berdiri dari duduknya. "Perkenalkan." Ia mengulurkan tangan lalu berucap lagi, "aku Karen Jullians, seorang pelukis terkenal dan ahli desain interior, bahkan beberapa hari lalu aku baru saja pulang dari Prancis untuk menghadiri acara pameran lukisan di sana."

Josh terdiam sejenak lalu tersenyum kecil dan berkata ragu, "maaf, walau kau menjelaskannya, tapi... Aku tidak mengerti dan tidak mengenalmu."

Karen dan Kei saling melirik. Selepas itu, Karen tertawa hambar dan berucap lagi dengan serius, "aku terkenal di kalangan yang tahu akan karya seni."

"Oh, seperti itu," gumam Josh sambil mengangguk pelan.

"Kau yakin hanya mengatakan oh, seperti itu?" Karen bersuara dengan meniru ucapan Josh.

Josh melirik Kei lalu kembali pada wanita di depannya sambil mengulas senyum canggung. "Lalu... Aku harus bagaimana?"

"Bagaimana kalau kita melakukan kerja sama?" tawar Karen. Ia pun tiba-tiba memegang pundak kiri Josh hingga membuat tubuh sosok itu menegang.

*

"Christie Lawrence!"

Mendengar namanya dipanggil, Christie segera bangkit dari duduknya. "Hei, apa mereka sudah pergi-"

Choice [Hiatus :/]Where stories live. Discover now