Bab Tiga

70 58 119
                                    

•(•×•)•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(•×•)

‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍‍Terhitung saat Christie kembali dari minimarket sudah 15 menit lamanya ia duduk di tengah-tengah kasurnya dengan suasana kamar yang remang-remang. Gadis yang bahkan belum sempat berganti pakaian itu memeluk kedua lututnya dengan pandangan lurus pada boneka beruang yang juga seperti memandangnya.

Christie menghela napas. Masalah yang kemarin saja belum sempat ia selesaikan, malah sekarang sudah muncul hal lain yang membuatnya terkejut, bahkan sangat terkejut sampai-sampai ia ingin menghilang sekarang juga.

Sebagian orang mungkin bisa melupakan masalah yang tak seberapa beratnya ini, tapi Christie tidak bisa. Walau ia sudah meminta maaf 1000 kali, namun orang tersebut tak merespon bahkan tak ingin menemuinya, ia akan menganggap kejadian itu masih sebuah masalah.

Seharusnya jam istirahat pada waktu itu ia tidak perlu membeli jus mangga, sebelumnya di kantin ia sempat bingung hendak membeli minuman apa karena minuman yang biasa dibelinya sudah habis, tapi dia berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba. Dan karena keraguannya-lah yang menyebabkan masalah, rasa bersalah pun akhirnya terus bergentayangan di pikirannya.

Di saat gadis berpakaian kaos putih itu merenung, ponsel yang terletak di samping bonekanya berbunyi, menandakan ada pesan masuk.

Olivia

|Apa besok kau sibuk?

Tidak, ada apa?|

|Besok tolong gantikan aku di cafe
|Ada hal yang harus kuurus dan ini mendadak
|Kau bisa, kan?
|Satu kali ini saja

"Satu kali ini? Besok-besok pasti seperti ini lagi," gumam Christie sambil membaringkan tubuhnya lalu ia bersuara lagi. "Huh sudahlah, lagi pula aku juga membutuhkan uang."

Olivia

Baiklah|

Setelah membalas pesan, Christie menaruh ponselnya dan bersiap untuk tidur, tak lupa ia berdoa semoga masalahnya dengan orang "itu" dapat terselesaikan dan semoga masalah lainnya tidak datang dalam waktu dekat.

Baru beberapa detik memejamkan mata, Christie kembali terbangun karena ponselnya tiba-tiba berbunyi. Tangannya pun bergerak-gerak tuk mencari benda itu lalu menjawab panggilan, tanpa melihat nama sang penelepon. "Sudah aku bilang besok aku akan menggantikanmu, kau tidak membaca pesanku?" ucapnya tanpa pikir panjang.

"...Christie?"

Selama beberapa detik Christie terdiam setelah mendengar suara yang ternyata bukan dari teman kerjanya. Seketika ia membuka matanya kemudian melihat nama sang penelepon di ponsel. Demi apapun, saat ini Christie sangat malu atas ucapan yang baru dikeluarkannya.

Choice [Hiatus :/]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang