12 - 🔓

624 133 2
                                    

"(Y/n) ada Hyunsuk dibawah, ayo turun," ujar Mama mengajakmu untuk turun ke bawah dan menemui sosok laki laki bernama Hyunsuk itu.

Kamu mengangguk lantas berjalan sembari menghapus air matamu pelan. "Kamu habis nangis?" ujar Mama dan kamu menggeleng cepat.

"Gak papa Ma, tadi abis nonton drakor," alibimu karna tidak mau membuat Mama khawatir.

"Ya udah, Mama ada acara syukuran tetangga paling pulangnya sore. Kalo gitu baik baik dirumah sama Hyunsuk ya," pesan Mama.

Kamu mengangguk paham. "Nitip (y/n) ya nak Hyunsuk, Mama mau ke rumah tetangga dulu," ujar Mama pada Hyunsuk.

Laki laki itu langsung menyalami ibumu seperti biasanya. "Mau Hyunsuk anter Ma?" tawarnya.

"Nggak usah, rumahnya deket kok, kamu di rumah aja sama Feya," ujar Mama setelah itu pergi keluar rumah meninggalkan kalian berdua.

Hyunsuk langsung menatap wajahmu yang sedikit pucat sehabis nangis tadi. Laki laki itu berjalan menghampiri dirimu sembari tersenyum manis. "Kenapa nangis, hmm?" ujarnya sembari mengelus pipimu lembut.

"G-gue abis ngedrakor tadi," jawabmu gugup.

Hyunsuk terkekeh kecil, tangannya terangkat untuk menyelipkan rambutmu kebelakang telinga. "Jangan tutup luka lo sendirian Fey," ungkap Hyunsuk.

"Jangan nangis buat orang yang udah bikin kamu menderita kaya gini," ujar laki laki itu menatap kedua netramu lekat. "Itu sia sia."

Hyunsuk menarik tubuhmu ke dalam dekapannya dan langsung memelukmu erat. "I'm so sorry." ujar Hyunsuk dengan suara deepnya.

Kamu langsung melepaskan pelukan Hyunsuk. Terlalu munafik memang, tapi kamu tidak mungkin kembali pada Hyunsuk pada waktu yang bersamaan dengan Jihoon.

Itu tidak mungkin.

"Lo mau apa kesini?" tanyamu sedikit ketus.

Padahal dalam lubuk hatimu sangat merindukan sosok laki laki itu. "Butuh penjelasan?" tawar Hyunsuk membuatmu mengernyit tidak mengerti apa yang dimaksud laki laki itu.

Kalian berdua berjalan menyusuri tempat pemakaman umum yang dituju oleh Hyunsuk. Kamu tidak mengerti kenapa Hyunsuk membawamu kemari.

Tapi sepertinya laki laki itu akan menjelaskan sesuatu yang belum kamu ketahui sekarang saat kalian berhenti tepat didepan nisan bernamakan Gemintang.

Hyunsuk menarik tanganmu pelan dan mengajakmu duduk disampingnya. "Ini kan yang mau kamu tau?" ujar Hyunsuk sembari menatap ke arahmu.

"Kenapa?" jawabmu membalas tatapan Hyunsuk sama seriusnya.

"Feya, Gemintang punya penyakit kanker otak yang buat hidupnya berlangsung sangat singkat, selama ini dia pacaran sama Jihoon dan dia gak tau apapun tentang kondisi Gemintang," tutur Hyunsuk dan kamu mendengarkan dengan seksama.

"Gemintang gak mau buat Jihoon sedih kalo sampai cowok itu tau kondisi dia sebenarnya, maka dari itu Gemintang sembunyiin semuanya dan habisin waktunya buat Jihoon."

"Gimana sama Jihoon?" tanyamu pada Hyunsuk.

"Setelah putus Jihoon kira Gemintang pindah ke kanada sama orang tuanya, dan semua itu berjalan seperti biasa," jawab Hyunsuk.

"Aku gak mau bikin kalian renggang, tapi aku gak bisa bikin kamu nangis karna dia, Feya."

"Percaya atau nggak itu semua hak kamu dalam memilih. Jadi... panggil aku kalo kamu butuh bantuan," ujar Hyunsuk tulus.

Kamu mengangguk pelan seraya tersenyum tipis. "Makasih banyak Hyun," balasmu yang membuat Hyunsuk tersenyum lebar.

"Sama sama, mau pergi beli es krim?" tawar Hyunsuk dan kamu mengangguk setuju.

Kalian berdua melanjutkan jalan sore ini sembari menikmati es krim dibawah pohon yang mengarah ke arah matahari yang mulai tenggelam.

Rona oren itu mulai muncul bersamaan dengan semua jawaban dari pertanyaan selama ini kamu simpan. Jujur kamu sangat merasa senang bisa keluar dan jalan seperti ini bersama Hyunsuk.

Astaga kenapa bisa mas mantan yang satu ini malah membuatmu gagal move on terus?

"Gak usah terlalu dipikir, kamu bakalan nemu jawabannya secara perlahan," celetuk Hyunsuk disela sela lamunanmu.

"Gak usah jadi cenayang!" ketusmu pada laki laki itu.

Hyunsuk terkekeh kecil. "Tapi aku cuman ngomong apa yang aku tau," jawabnya santai.

Kamu merotasikan mata malas dan kembali menatap matahari. "Jangan buat aku khawatir Feya."

"Kenapa... lo masih peduli sama gue?" ujarmu kembali menatap Hyunsuk.

"Selama ini kamu gak sadar, berulang kali kamu minta aku untuk putus atau menjauh, orang lain tetap anggap kita sama, terutama Mama."

"Mama tau anaknya udah putus sama aku, tapu Mama pasti paham apa yang aku rasain sekarang," Hyunsuk menarik lenganmu pelan untuk digenggamnya.

"Itu semua karna aku sayang sama kamu Feya," ujarnya. "My love has made me forget how to hate you."

"Kamu mungkin bisa bilang kalo kita udahan, tapi aku juga punya hak buat jaga kamu sebagai orang yang aku sayang."

"Feya, when I want to try to forget you that's when I torment because I can't do it." Ungkapnya membuatmu tersenyum kagum mendengarnya.

"Maka dari itu, walaupun kamu mencoba lupain aku dan menjauh dari aku, aku akan tetap disini untuk mencintaimu sampai rasa ini bisa berakhir."

Ex [Hyunsuk X You]Where stories live. Discover now