#25 Selamat

2 0 0
                                    

Wiyu wiyu wiyu wiyu...

Cepat.. cepat.. ini harus segera mendapat pertolongan, jangan sampai terlambat..

Suara - suara riuh mulai terdengar, biasan cahaya mulai memasuki kornea mataku, sedikit terlihat

"Pak, dia sudah bangun... !"
"Mana.. mana.."

Rasanya kepalaku masih terasa amat berat, tapi sedikit demi sedikit penglihatan mulai jelas dan tidak ngeblur..

Nafas sudah mulai normal, astaga ternyata ini alat bantu oksigen, aku..

Ini di dalam ambulance! Terlihat perawat perempuan disebelah kananku, beserta dokter yang tepat disebelah kanannya..

Abdi! Dimana dia?

Apa yang terjadi..

Suara masih kesulitan untuk keluar.. aku hanya bisa bergumam tak jelas,  terlebih alat bantu oksigen ini menghalangi ucapan.

Hkhkhkhkhk..

"Nak, Tenang lah, tenang... jangan banyak bergerak dulu"

"Pak, pasien laki laki sudah siuman"

Terdengar seorang perawat laki laki dari luar ambulance berbicara dengan sang dokter,

Apakah itu abdi?

"Tapi..."

"Tapi apa?"

Ada apa ini..? Ada apa dengan abdi.. si perawat mengucap kata tapi..

"Dik, tenang dulu, tenang dulu.. "
"Tolong dikasih penenang dulu, saya mau ke sebelah.."
"Baik dok"

Jarum suntik itu terasa sekali menusuk bahu, mendadak rasanya begitu tenang,  pengen tidur,

"Pak, pasien ini sepertinya depresi berat dan seperti gila"

Suara percakapan itu terdengan begitu lirih..

Astaga.. abdiiii!!!

Tapi rasa kantuk ini begitu hebat..

"Istirahatlah dulu dik, agar lekas pulih..."

Kebohongan Nase Akari_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang